SOLOPOS.COM - Petani memupuk jagung dengan tetes tebu, Senin (2/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Pupuk langka, petani Madiun kreatif memanfaatkan tetes tebu untuk pupuk.

Madiunpos.com, MADIUN — Pupuk langka, petani Madiun bertindak kreatif. Para petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur menggunakan tetes tebu sebagai pengganti pupuk ZA akibat jatah pupuk dari pemerintah yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saat seperti ini waktunya petani banyak membutuhkan pupuk, tapi pupuknya tidak ada. Jatah pupuk hanya 15 kilogram, kami cari ZA dan SP36 ke luar daerah tidak dapat, makanya terpaksa pakai tetes tebu untuk pupuk,” ujar petani wilayah Jiwan, Kusrin kepada wartawan, Minggu (12/4/2015).

Tetes tersebut diperoleh dari limbah pembuatan gula yang selama ini banyak tersedia di sekitar pabrik gula yang ada. Meski demikian, ia berharap bisa memakai pupuk yang semestinya agar pertumbuhan tanaman padinya maksimal.

Para petani meminta kepada Dinas Pertanian untuk turun ke lapangan guna memeriksa keberadaan pupuk di tingkat petani. Sebab, permasalahan yang dihadapi petani selalu sama, yakni stok pupuk saat musim tanam selalu menipis dan bahkan sulit diperoleh.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, M Nadjib, membebarkan jika sejumlah petani di wilayahnya kekurangan pupuk bersubsidi. Menurut dia, alokasi pupuk subsidi yang diberikan pada petani Kabupaten Madiun saat ini hanya cukup untuk dua kali masa tanam.

“Petani kami ada sekitar 400 ribu orang, kalau pupuk hanya cukup untuk 300 ribu orang, tentu yang 100.000 petani lainnya, protes,” kata Najib.

Untuk mengatasi kekurangan pupuk tersebut, pihaknya akan meminta tambahan jatah pupuk ke Pemprov Jatim. Adapun kekurangan pupuk mencapai hingga 45.072 ton dari total kebutuhan 110.610 ton. Kendati demikian, pihaknya menegaskan, memasuki musim tanam kali ini, stok pupuk masih aman. Sebab, dari stok yang ada, baru terdistribusikan 30%.

“Satu musim tanam kita salurkan tiga kali, yaitu, saat pemupukan dasar, pemupukan susulan pertama usia 2 pekan-3 pekan, dan susulan kedua usia 4-5 minggu. Yang pemupukan dasar sudah kita salurkan semua,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya