Jatim
Senin, 18 April 2016 - 23:05 WIB

PUPUK BERSUBSIDI MADIUN : Jatah Meleset, Petani Madiun Kekurangan Pupuk Bersubsidi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/Dok.)

Pupuk bersubsidi Madiun tak sesuai kebutuhan sehingga terjadi kekurangan pupuk di kalangan petani.

Madiunpos.com, MADIUN – Jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah untuk petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tak sesuai kebutuhan sehingga terjadi kekurangan pupuk pada musim tanam pertengahan tahun 2016.

Advertisement

“Kekurangan diperkirakan terjadi pada semua jenis pupuk. Hal itu disebabkan karena alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah belum sesuai kebutuhan,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, M. Nadjib, Senin (18/4/2016), di Madiun.

Menurut Nadjib, kekurangan jatah pupuk subsidi tahun ini didasarkan pada analisis perhitungan kebutuhan pupuk yang diperlukan oleh sekitar 400.000 lebih petani dengan jenis komoditas padi, kedelai, jagung, dan sayur mayur.

Adapun kekurangan tersebut terjadi untuk hampir semua pupuk di wilayah setempat, seperti pupuk Urea, ZA, SP36, NPK, dan juga organik.

Advertisement

Nadjib menerangkan jatah pupuk dalam setahun di Kabupaten Madiun untuk Urea mencapai 26.516 ton, SP36 sebanyak 5.654 ton, ZA sebanyak 17.000 ton, Phonska sebanyak 27.788 ton, dan Petroganik 24.504 ton.

Dari jumlah tersebut, kekurangan pupuk Urea mencapai 3.080 ton, pupuk SP36 sebesar 1.300 ton, ZA sebanyak 2.025 ton, Phonska sebanyak 3.725 ton, dan Petroganik kurang 8.340 ton.

Najib menjelaskan, untuk mencukupi kebutuhan pupuk bersubsidi tersebut, pihaknya akan meminta tambahan jatah pupuk ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Advertisement

Ia mengimbau para petani pada musim tanam yang dimulai sekitar Agustus mendatang untuk mewaspadai kekurangan air. Para petani yang lahan pertaniannya sulit air disarankan menanam palawija.

“Hal itu untuk menghindari kerugian akibat gagal panen karena kurangnya pasokan air. Diperkirakan memasuki MKII, ketersediaan air akan sulit, terlebih bagi petani yang lahannya tidak terdapat sumur pompa dalam,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif