SOLOPOS.COM - Gedung SMK Sore Masuk Pagi yang ada di Jl. Kelapa Manis No. 41, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Kamis (2/6/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Di Kota Madiun, Jawa Timur, ada satu sekolah yang memiliki nama kontradiksi. Sekolah itu bernama SMK Sore Masuk Pagi. Sekolah milik Yayasan Diponegoro itu berada di Jl. Kelapa Manis No. 41, Kecamatan Taman.

Kepala SMK Sore Masuk Pagi Madiun, Riyanto Basuki, menceritakan sekolah tersebut memiliki sejarah panjang hingga akhirnya memiliki nama itu. SMK tersebut berdiri pada Januari 1969.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdirinya sekolah tersebut sebenarnya atas keresahan para pendiri karena banyak murid lulusan SLTP yang tidak tertampung di sekolah negeri.

“Dahulu yang mendirikan sekolah [SMK Sore Masuk Pagi] itu ada tiga orang. Salah satunya ada yang guru sekolah negeri. Karena dahulu memang banyak anak yang tidak tertampung di sekolah negeri. Akhirnya mendirikan SMK Sore itu,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga: Pria Madiun Tewas Diduga Dibunuh, Baru Sehari Pensiun dari RRI Madiun

Pada awal berdiri, lanjut Riyanto, sekolah tersebut belum memiliki gedung untuk pembelajaran murid. Hingga akhirnya, para pendiri meminjam beberapa gedung sekolah dasar (SD) yang ada di Madiun.

Lantaran meminjam gedung SD, secara otomatis murid SMK pun masuk pada siang sampai sore hari.

“Ya karena menunggi yang SD pulang dulu kan. Ya yang pasti di atas jam 12.00 WIB sampai sore,” ujarnya.

Baca Juga: Begini Kondisi Mantan Pegawai RRI Madiun yang Dibacok Orang tak Dikenal

Riyanto menuturkan karena masuk sekolahnya siang sampai sore hari, akhirnya SMK tersebut diberi nama SMK Sore. Sekolah kejuruan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terbukti dari jumlah murid cukup banyak.

“Waktu itu, setiap tingkat itu dibuka lima rombel [rombongan belajar] dan itu semua penuh,” kata dia.

Seiring berjalannya waktu, pengelola SMK Sore pun akhirnya mampu membangun gedung sekolah sendiri di Jl. Kelapa Manis yang sampai saat ini digunakan. Gedung SMK Sore berdiri sekitar tahun 1982.

Baca Juga: Hendak Salat Subuh, Mantan Pegawai RRI Madiun Dibacok Orang Tak Dikenal

Sejak memiliki gedung sendiri, pembelajaran tatap muka pun dilaksanakan pada pagi hari. Tidak seperti sebelumnya yang digelar pada siang sampai sore hari.

Namun, karena nama SMK Sore pada waktu itu sudah dikenal luas masyarakat. Pengelola akhirnya tetap menggunakan nama tersebut dan ditambah kata Masuk Pagi, sehingga nama SMK Sore Masuk Pagi pun dimunculkan.

Namun, jumlah siswa yang berminat masuk ke SMK Sore Masuk Pagi kian redup. Sekitar tahun 1990-an, jumlah murid pun merosot tajam.

Baca Juga: Semakin Pedas! Harga Cabai Rawit di Madiun Melonjak Rp80.000/Kg

Menurutnya, merosotnya jumlah murid di sekolah swasta karena salah satunya andil kebijakan pemerintah daerah. Saat itu pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan bahwa siswa dari luar kota tidak boleh sekolah di dalam Kota Madiun. Kondisi ini membuat sekolah kehilangan siswa, yang memang banyak dari luar kota.

“Akhirnya kebijakan berganti, sekarang sistem zonasi. Sekolah swasta ya akhirnya tidak kebagian siswa,” jelasnya.

Riyanto menuturkan untuk program studi yang ditawarkan di SMK Sore Masuk Pagi ada dua, yakni Akuntansi dan Pemasaran.

Untuk saat ini, jumlah murid di SMK Sore Masuk Pagi memang sedikit yaitu hanya puluhan anak saja. Sebagian besar murid merupakan warga luar Kota Madiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya