SOLOPOS.COM - Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

Solopos.com, MALANG — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menegaskan penyebab utama tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah tembakan gas air mata. Hingga saat ini ada 134 orang meninggal dunia dalam tragedi itu.

Anggota Komnas HAM Choirul Anam menegaskan gas air mata yang ditembakkan petugas keamanan menjadi penyebab utama dalam tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 seusai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Hal ini perlu disampaikan, kata Anam, karena banyak Aremania yang mempertanyakan bahwa penyebab tragedi Kanjuruhan itu bukan akibat gas air mata.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Sampai saat ini, kesimpulan kami gas air mata adalah penyebab utama terjadinya tragedi Kanjuruhan,” kata Anam.

Dia menjelaskan keyakinan bahwa penyebab utama tragedi di Kanjuruhan adalah gas air mata didukung oleh sejumlah bukti yang dimiliki. Selain tembakan gas air mata, memang ada penyebab lain yang menyebabkan ratusan suporter meninggal dunia dalam peristiwa itu.

Baca Juga: Mahfud Md: Gas Air Mata Sebabkan 132 Orang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM, lanjut Anam, sedang melakukan penelusuran terkait regulasi yang ada, dengan meminta keterangan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Indonesia Baru (LIB), dan panitia penyelenggara.

“Spektrum itu yang kami lihat. Jadi, ini biar tidak resah semuanya, gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton. Apakah Komnas HAM punya datanya? Punya dokumentasinya? Kami punya,” tegasnya.

Dia menegaskan Komnas HAM juga memiliki video kunci yang bisa menggambarkan posisi gas air mata hingga proses kematian korban. Video tersebut didapatkan Komnas HAM dari korban yang meninggal dunia dalam tragedi itu.

“Kami punya video kunci, terkait itu yang bisa menggambarkan posisi gas air mata sampai proses kematian, yang videonya diambil dari korban. Korban yang meninggal, [ini] clear bagi kami,” jelasnya.

Baca Juga: Iwan Bule Diperiksa Selama 5 Jam di Polda Jatim terkait Tragedi Kanjuruhan

Lebih lanjut, Anam mengatakan data-data tersebut akan dijadikan rekomendasi bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Tidak menutup kemungkinan rekomendasi itu akan disampaikan kepada Otoritas Sepak Bola Dunia, Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA, termasuk pihak kepolisian.

“Nanti kalau sudah selesai, direkomendasikan ke siapa, ke siapa pun para pihak, kalau memang FIFA penting untuk kami rekomendasikan, kami rekomendasikan ke FIFA,” katanya.

Dalam beberapa hari terakhir, Komnas HAM masih mengumpulkan sejumlah keterangan dan bukti-bukti terkait peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, termasuk rekaman  kamera pengawas (CCTV) di stadion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya