SOLOPOS.COM - Warga secara sukarela menguburkan sapi yang mati secara massal di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo Kamis (16/6/2022) (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kewalahan menguburkan sapi yang mati akibat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal ini karena ada puluhan ekor sapi yang mati mendadak.

Kondisi itu dialami warga di Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Ponorogo. Dalam beberapa hari terakhir, puluhan sapi perah yang terjangkit PMK milik warga mati secara mendadak. Warga pun secara bergotong royong membuat kuburan massal untuk sapi-sapi yang mati itu,

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

‘’Mulai tadi malam sudah ada tujuh ekor sapi yang dimakamkan di sini dan semua dalam kondisi mati mendadak,’’ kata Tugiyanto, salah satu warga yang membantu pemakaman sapi Kamis (16/6/2022).

Warga membuat kuburan massal di tanah milik desa di Dusun Toro, Desa Pudak Kulon.

Baca Juga: Innalillahi, Seorang Emak-Emak Meninggal saat Belanja di Pasar Ponorogo

Tugiyanto mengatakan kondisi secara umum sapi di kandanganya sudah terkena PMK. Beberapa ada yang masih nafsu makan dan juga sudah susah makannya. Namun, dia mulai mengeluhkan belum ada obat yang manjur untuk mengobati sapinya.

‘’Saya rasa semua obat itu tidak bereaksi untuk penyakit ini,’’ ungkapnya.

Terdata di Pudak Kulon total dari 1.465 sapi sudah ada 971 ekor yang terjangkit PMK. Selain itu, dari ratusan sapi yang terpapar virus itu ada 30 ekor mati mendadak. Tugiyanto mengaku kewalahan menguburkan para sapi mati tersebut.

‘’Ada yang setelah melahirkan, juga ada sapi bunting tua. Hampir setiap hari ada yang dikuburkan di sini,’’ ujarnya.

Baca Juga: Gara-Gara Puntung Rokok, Rumah di Ponorogo Nyaris Ludes Terbakar

Sementara itu, Marsudin Tri Wibowo salah seorang warga setempat juga turut mengeluhkan banyaknya sapi mati di desanya. Terhitung sudah sepekan terakhir hampir setiap hari ada sapi yang mati.

‘’Kalau ada sapi mati kita selalu membuatkan makam massal seperti ini,’’ katanya sambal menunjukkan makam yang usai dibuatnya.

Bahkan, hari ini sudah lebih dari sepuluh kali membuat kuburan untuk sapi. Marsudin mengatakan sang penggali makam tidak sempat pulang ke rumah lantaran harus menggali lagi untuk sapi mati yang baru.

‘’Yang membuatkan makam tidak sampai pulang sudah menggali lagi,’’ ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya