SOLOPOS.COM - Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngariboyo, Magetan yang terdapat puluhan siswa-siswi menyayat tangan pakai sajam. (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Dinas Pendidikan Kepemudiaan dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Magetan akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah jenjang SD dan SMP. Pemanggilan ini terkait fenomena puluhan pelajar SMP Ngeri 1 Ngariboyo yang melakukan aksi self harm atau perilaku menyakiti diri sendiri.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dindikpora Magetan, Irawan, mengatakan pihaknya telah menyurati seluruh kepala sekolah tingkat SD dan SMP di Magetan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Untuk selanjutnya data dari sekolah yang kita panggil akan nge-link ke pihak Dinas Kesehatan [Dinkes],” katanya, Jumat (20/10/2023).

Irawan menyampaikan pemanggilan ini bertujuan untuk megimbau serta mengedukasi kepala sekolah, pengawas, dan guru bimbingan konseling (BK). Pihaknya juga akan mendatangkan psikolog dari Universitas PGRI Madiun. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang apalagi menjadi tren di kalangan pelajar.

“Untuk siswa yang dilaporkan, Sabtu nanti akan kita datangkan psikolog dan diberikan pendampingan,” tambahnya.

Hingga saat ini, data siswa yang mempunyai kecenderungan melukai diri sendiri atau self harm tercatat sebanyak 76 siswa dari SMPN 1 Ngariboyo. Data tersebut masih bisa bertambah, karena sekolah SD dan SMP di Kabupaten Magetan akan dilakukan screening kesehatan oleh Dinkes.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Magetan, Lantur, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kasus 76 siswa yang terdapat bekas sayatan pada lengan tangannya tersebut sudah ditangani oleh Dindikpora Kabupaten Magetan. Dindikpora juga telah memberikan edaran ke seluruh sekolah di Magetan tingkat SD dan SMP sejak beberapa hari lalu.

“Beberapa hari lalu, Dindikpora telah menyurati dan memanggil kepala sekolah tingkat SD dan SMP se Kabupaten Magetan,” ujarnya, Jumat.

Lantur mengatakan semua lembaga pendidikan tingkat SD dan SMP juga sudah diimbau untuk melaporkan jika ada temuan serupa.

“Semua sekolah SD dan SMP diharap mengecek satu per satu siswa dan melaporkan ke Dindikpora apabila dijumpai ada tangan siswa yang terdapat bekas sayatan seperti Barcode Korea,” paparnya.

Sementara ketika Solopos.com ingin mengkonfirmasi kronologi awal temuan serta motif para siswa melakukan self harm, pihak SMPN 1 Ngariboyo enggan berkomentar.

Humas SMP 1 Ngariboyo, Jauri, mengatakan kasus itu sudah ditangani Dindikpora Kabupaten Magetan. Meski kasus itu terjadi di SMPN 1 Ngariboyo, namun pihak sekolahan tidak berkenenan berkomentar sebagai konfirmasi.

“Kami tidak bisa memberikan klarifikasi, karena sudah kami serahkan ke lembaga yang berwenang, siahkan klarifikasi ke Dikpora, Dinkes dan Camat ngariboyo,” katanya kepada Solopos.com, Jumat (20/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya