SOLOPOS.COM - Pengunjung berfoto di dekat miniatur patung Merlion di kawasan Pahlawan Street Center Kota Madiun, Sabtu (11/2/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Wajah Kota Madiun kini berubah. Semakin cantik dan memiliki daya tarik bagi wisatawan. Salah satu titik yang menjadi magnet bagi pengunjung adalah kawasan Pahlawan Street Center (PSC).

Kawasan ini memang menjadi ikon perubahan wajah Kota Madiun. Kawasan yang sebelumnya hanya berupa lahan kosong tak berfungsi dan saluran air yang kotor diubah secara dramatis oleh Wali Kota Madiun, Maidi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bisa dilihat perubahan yang sangat signifikan terjadi di kawasan ini. Bukan hanya indah dipandang, tetapi menjadi tempat baru bagi warga lokal maupun pengunjung luar kota untuk berwisata dan melepas penat seusai bekerja.

Kawasan yang dulunya tak dilirik oleh orang, kini menjadi jujukan favorit wisatawan. Setiap hari ada puluhan hingga ratusan orang datang untuk melihat kawasan tersebut.

Seperti pada Sabtu (11/2/2023) malam, saat itu hujan mulai berhenti. Puluhan orang terlihat memenuhi kawasan Pahlawan Street Center. Para pengunjung terlihat berjalan-jalan menikmati miniatur ikon dunia yang dibangun di kawasan tersebut.

Pengunjung seperti tak ingin melewatkan untuk berpose dengan latar belakang miniatur tersebut. Lampu hias membuat kawasan itu menjadi semakin eksotis. Keindahan pun semakin terpancarkan.

Di sisi timur Jalan Pahlawan, pengunjung akan melihat keindahan replika patung Merlion yang ikonik dari Singapura. Patung yang dibangun mirip dengan patung aslinya itu juga dilengkapi dengan semburan air.

Patung Merlion ini menjadi titik favorit pengunjung untuk berfoto. Bukan hanya itu, di lokasi ini juga disediakan puluhan kursi taman yang bisa digunakan untuk duduk bersantai sambil menikmati pemandangan sekitar.

Setelah puas di Patung Merlion, pengunjung bisa langsung menyeberangi Jalan Pahlawan dan menikmati kawasan sisi barat PSC. Di lokasi tersebut, pengunjung disuguhi tiga replika ikon dunia.

Infografis Wisata Madiun (Solopos/Whisnupaksa)
Infografis Wisata Madiun (Solopos/Whisnupaksa)

Bangunan replika Ka’bah berdiri kokoh menyambut kedatangan pengunjung. Seperti Ka’bah yang ada di Makkah, di sekeliling bangunan tersebut juga ada replika berupa Hijir Ismail, Maqam Ibrahim, dan lainnya. Bahkan detail-detail yang ada di Ka’bah juga diperhatikan, seperti Hajar Aswad, pintu Ka’bah, Al Multazam, dan lainnya. Ada juga payung besar yang dipasang di sekitar Ka’bah.

Pada siang hari, replika Ka’bah ini dimanfaatkan untuk kegiatan manasik haji dan pembelajaran agama Islam bagi pelajar sekolah.

Di sisi barat Ka’bah, berdiri gagah dan menjulang tinggi replika menara Eiffel di Paris. Menara setinggi sekitar 30 meter itu terlihat sangat cantik saat malam hari dengan dilengkapi lampu hias. Replika Eiffel ini juga menjadi buruan bagi pecinta fotografi.

Selanjutnya ada replika rumah bergaya Eropa yang berdiri berjajar di sisi selatan menara Eiffel. Rumah Eropa yang dicat warna-warni ini menjadi daya tarik pengunjung.

Sejak Pahlawan Street Center dibuka untuk umum, wisatawan dari berbagai daerah silih berganti mendatangi kawasan ini. Seorang pengunjung asal Ngawi, Fauzi, mengatakan dirinya bersama keluarga sengaja datang ke Madiun untuk berwisata di PSC. Menurutnya, lokasi ini menjadi tempat wisata pilihan saat berkunjung ke Madiun. Terlebih kawasan ini tidak dipungut biaya masuk apapun.

Ia tergoda untuk datang ke PSC karena melihat foto-foto yang beredar di media sosial.

“Menurut saya ini sangat menarik ya. Karena bisa berfoto dengan ikon-ikon dunia, tanpa harus pergi keluar negeri,” ujar dia.

Penataan wajah kota ini, tak terlepas dari tangan dingin Wali Kota Madiun, Maidi. Mulai saat menjabat, ia sangat memahami Madiun tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dijual untuk menarik wisatawan.

Di sisi lain, ia melihat pada waktu itu kawasan Jalan Pahlawan belum tertata dengan baik. Tempat tersebut dulunya menjadi lokasi pembuangan sampah dan pembuangan air limbah dari pusat perbelanjaan, restoran, dan rumah tangga. Bukan hanya itu, kawasan tersebut juga langganan banjir saat hujan deras mengguyur.

“Dulu di kawasan PSC itu tempat kumuh. Tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah. Langganan banjir. Itu menjadi masalah kota. Jangankan mampir, melirik saja enggan waktu itu,” jelas dia kepada Solopos.com, Rabu (15/2/2023).

wisata madiun
Pengunjung memadati kawasan Pahlawan Street Center Kota Madiun, Sabtu (11/2/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Setelah melalui proses panjang, Wali Kota Maidi kemudian mulai menggarap kawasan tersebut. Mengenai konsep, ia sengaja mengambil miniatur ikon dunia sebagai magnet untuk menarik wisatawan. Ada enam miniatur ikon dunia yang akan dibangun di kawasan tersebut.

“Ada enam miniatur ikon dunia. Saat ini baru empat ikon yang dibangun. Rencananya tahun ini akan dibangun dua ikon dunia di PSC,” ujar dia.

Sesuai perkirakaannya, kawasan tersebut pun menjadi daya tarik bagi wisatawan dari berbagai daerah. Setiap hari puluhan hingga ratusan orang berkunjung ke kawasan itu. Pengunjung yang datang pun membawa uang dan akan menghabiskannya di Madiun.

Perekonomian Tumbuh

Wali Kota Maidi meyakini pembangunan kawasan PSC akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Dia menyebut saat ini perputaran uang di kawasan PSC mencapai Rp100 juta per hari. Kalkulasi itu dihitung dari nilai omzet dari para pelaku UMKM yang ada di kawasan tersebut. Belum lagi nilai omzet dari pusat perbelanjaan yang ada di PSC tentu akan berdampak.

Di kawasan PSC ada puluhan UMKM yang diberdayakan. Masing-masing UMKM menjual berbagai hal yang dibutuhkan para pengunjung, mulai dari makanan, minuman, kuliner khas Madiun, oleh-oleh, hingga suvenir.

Salah satu kelompok UMKM yang berjualan di kawasan PSC yaitu Asosiasi Rempah Madiun. Ketua asosiasi itu, Irza Mega, 57, mengatakan kelompoknya mendapatkan fasilitasi satu lapak di kawasan PSC. Sedangkan pelaku UMKM yang tergabung dalam kelompoknya mencaai 140 orang.

“Jadi pelaku UMKM yang jadi anggota menitipkan berbagai produk mereka di lapak ini,” kata dia kemarin.

Mega menyampaikan tempat ini menjadi potensi wisata baru yang berdampak langsung pada perekonomian masyarakat. Hal itu terbukti dengan produk milik pelaku UMKM bisa mudah terjual karena mendapatkan tempat yang kini menjadi tempat favorit kunjungan wisatawan.

Dia menuturkan omzet berjualan bisa mencapai Rp3 juta per hari. Itu saat hari libur maupun akhir pekan. Namun, untuk hari biasa omzet rata-rata lebih dari Rp1 juta.

wisata madiun
Pengunjung menikmati kawasan Pahlawan Street Center Kota Madiun, Sabtu (11/2/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

“Tentu ini sangat membantu perekonomian warga ya. Terlebih bagi pelaku UMKM yang selama ini mungkin kesulitan untuk menjual produk mereka. Tapi dengan menyediakan lapak di tempat ramai, tentu pemasarannya akan lebih mudah dan produk yang dijual bisa laku,” terangnya.

Kondisi ini, menurut dia, juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga membuka lapangan pekerjaan baru. Proses produksi yang awalnya dilakukan sendiri, kini akan dibantu karyawan karena ada peningkatkan penjualan.

Okupansi Hotel Terdongkrak

Penataan kawasan kota bukan hanya berdampak langsung terhadap perekonomian pelaku UMKM. Namun, juga terdampak pada tingkat hunian atau okupansi di hotel bintang maupun non-bintang. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun menyebut dalam triwulan terakhir tahun 2022, tingkat hunian kamar hotel meningkat tajam. Hal ini diyakini merupakan dampak dari pembangunan kawasan kota.



Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuheny, menjelaskan tingkat hunian hotel bintang di Madiun menunjukkan grafik meningkat pada triwulan terakhir pada 2022. Puncaknya terjadi pada Desember 2022. Hal ini karena pada Desember ada momen libur sekolah dan libur Natal dan Tahun Baru.

“Data menunjukkan dari 100 kamar yang disediakan hotel, 69 kamar terjual,” kata dia kepada Solopos.com kemarin.

Kondisi itu diamini Director of Sales and Marketing Aston Hotel Madiun, Sri Winarsih. Dia menyampaikan tingkat hunian di Aston Madiun pada triwulan akhir 2022 memang menunjukkan grafik yang tinggi.

Wina menuturkan pihaknya mencatat ada peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan pada Desember lalu dengan angka okupansi mencapai 85%. Bukan hanya itu ia mencatat terjadi perkembangan pengunjung di Aston Madiun. Banyak pengunjung dari luar kota yang selama ini tidak pernah berkunjung ke Kota Madiun, justru pada akhir tahun datang untuk menginap.

“Kita kan ada data ya. Pengunjung daerah mana saja yang datang untuk menginap. Kami juga kaget, akhir tahun kemarin banyak pengunjung dari luar kota seperti Sampang, Sukabumi, Tangerang, Bekasi, dan lainnya datang menginap di Aston Madiun. Padahal, selama ini kami jarang menerima tamu dari kota-kota itu,” terangnya.

Dia meyakini kunjungan tamu-tamu baru tersebut merupakan dampak dari pembangunan kawasan Kota Madiun. Tamu-tamu itu datang untuk menikmati kawasan kota.

“Itu terlihat dari tamu yang membawa anak. Berarti mereka kan satu keluarga ya bukan tamu yang datang ke Madiun untuk kegitan bisnis atau dinas. Mereka juga banyak yang tanya untuk ke PSC. Jadi, bagi kami pihak hotel, pembangunan kota sangat berdampak bagi tingkat hunian,” jelas dia.

Munculnya tempat wisata baru di Madiun, lanjut dia, juga mempermudah pihak hotel menarik tamu. Tak jarang, pihaknya juga kerap menggunakan pembangunan PSC untuk strategi promosi.

“Itu sangat membantu kami. Kalau dulu kami kesulitan untuk menggaet tamu keluarga. Tapi saat ini dengan PSC, kami bisa dengan mudah menarik tamu keluarga,” ujarnya.



Penataan Berlanjut

Wali Kota Madiun, Maidi,mengatakan pembangunan infrastruktur akan terus dilanjutkan dengan prinsip berdampak pada sektor ekonomi. Salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan kawasan PSC.

Dia mengakui investasi yang dikeluarkan pemerintah berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang didapat. Pembangunan PSC menghabiskan anggaran Rp12 miliar. Sedangkan PAD yang diperoleh pemkot pada tahun 2022 naik Rp94 miliar. Menurutnya, itu karena efek dari penataan kawasan kota.

“Penataan kota ini ada korelasinya dengan pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Saya akan terus mengembangkan kawasan kota supaya pengunjung akan terus datang ke Madiun,” tegasnya.

Berbagai fasilitas pendukung pun akan terus dilengkapi. Dalam waktu dekat, ia berencana menambah bus wisata yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Sehingga pengunjung yang datang ke Madiun semakin nyaman.

Baca Juga





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya