Jatim
Sabtu, 4 Juni 2022 - 18:35 WIB

Ponorogo Zona Merah PMK, BPBD Jatim Turun Tangan Semprot Disinfektan

Ronaa Nisa'us Sholikhah   /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - BPBD Ponorogo dan Jatim sedang menyiapkan penyemprotan disinfektan Sabtu (4/6/2022) (Istimewa/BPBD Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Penyebaran penyakit mulut dan kulit (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi di Ponorogo semakin masif. Terhitung sudah ada 402 sapi yang dinyatakan positif PMK di Ponorogo yang membuatnya jadi zona merah.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim melakukan penyemprotan di daerah zona merah.

Advertisement

‘’Yang diprioritaskan itu daerah zona merah PMK, salah satunya Ponorogo,’’ kata Yudi Asmoro Santo, Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Sabtu (4/6/2022) pagi.

Pagi ini petugas BPBD Jatim yang berjumlah sekitar 11 orang didampingi oleh delapan personel BPBD Ponorogo melakukan penyemprotan disinfektan di tiga pasa hewan. Mereka dibantu pegawai Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) serta Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) .

‘’Kami melakukan penyemprotan di Pasar Sumoroto, Jetis, dan Pulung,’’ terang Yudi.

Advertisement

Ia mengatakan dari ketiga pasar itu yang buka hanya Pasar Pulung. Maka, penyemprotan di Pulung menunggu kegiatan pasar selesai. Penyemprotan untuk kedua pasar lainnya didahulukan sejak pagi hari.

‘’Sementara untuk hari ini hanya tiga pasar itu. Untuk yang lain masih menunggu instruksi lebih lanjut,’’ ujarnya.

Disinfektan yang dipakai memiliki PH (derajat keasaman) di bawah 6 dan aman untuk sapi. Selain itu, proses penyemprotan memakai drum dengan kapasitas 60 liter. Untuk setiap pasar membutuhkan sekitar 240 liter atau total empat drum.

Advertisement

‘’Kalau untuk pasar Jetis lebih dari 240 liter. Jadi kira-kira butuh sekitar 720 liter lebih hari ini,’’ ungkapnya.

Sampai saat ini belum ada instruksi untuk melakukan penyemprotan di kandang di rumah para peternak. Sebab, dikhawatirkan jika masuk ke kandang malah terinfeksi dan bisa membawa virus keluar kendang. Maka, sampai saat ini belum ada rencana untuk penyemprotan kendang.

“Kita belum merencanakan ke kandang peternak,’’ pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif