SOLOPOS.COM - Ilustrasi kendaraan dikandangkan di mapolres (Foto istimewa)

Polisi nakal dikeluhkan masyarakat, salah satunya terkait adanya biaya tebusan untuk pengambilan kendaraan yang ngandang di kantor polisi. Kepala Polresta Madiun, AKBP Farman angkat bicara.

 

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Warga Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Bambang, mengaku kesal dengan tindakan oknum aparat yang gemar meminta uang tebusan pengambilan kendaraan yang ngandang di kantor polisi. Menurutnya, tindakan tak terpuji tersebut akan mencoreng citra institusi penegak hukum di mata masyarakat.

 

“Terus terang Pak Kapolres, warga itu beratnya di sini [biaya tebusan]. Kalau memang ada biaya, sebenarnya berapa tebusannya?” kata Bambang kepada Kepala Polresta (Kapolresta) Madiun, AKBP Farman di sebuah forum sarasehan terbuka yang digelar di pendapa Radio Madya, Kartoharjo, Kamis (26/2/2015).

Dalam forum yang dihadiri tokoh masyarakat, unsur Muspida dan muspika tersebut, Bambang terang-terangan mengaku pernah meminta bantuan oknum internal polisi guna mengurus pengambilan kendaraan yang ditahan sebagai barang bukti. Tentu saja, dengan memakai biaya untuk membayar jasa pengambilan itu.

 

“Ketimbang saya kena uang tebusan lebih banyak lagi,” imbuhnya.

 

Meski demikian, Bambang enggan membeberkan identitas oknum polisi yang meminta uang tebusan tersebut. Ia hanya meminta ketegasan Kapolres agar masyarakat jangan dibikin susah.

“Ini sudah umum dan banyak warga mengalaminya,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Kapolres menegaskan pengambilan kendaraan yang ditahan polisi sebagai barang bukti tidak ada biaya sama sekali. Menurutnya, polisi tak berhak sama sekali memungut uang, apalagi dengan dalih uang tebusan kepada masyarakat yang mengambil barang bukti di Mapolres.

“Kalau bapak ingat namanya, sms saya. Saya akan tindak anggota saya,” kata Farman tegas.

Farman menjelaskan, fungsi polisi adalah melayani masyarakat. Pihaknya justru meminta bantuan masyarakat untuk mengontrol anggotanya yang nakal demi memperbaiki kinerja aparat penegak hukum.

 

“Bantu kami memperbaiki diri. Caranya, jika melihat anak buah kami nakal, jangan sungkan lapor kepada kami. Kami akan tindak. Kasihan institusi Polri, hanya karena ulah satu dua polisi, citranya rusak,” tambahnya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya