Jatim
Kamis, 28 Oktober 2021 - 18:06 WIB

Polisi Tangkap 72 Anggota Perguruan Silat di Jatim, Ini Alasannya

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Silat (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SURABAYA — Kepolisian Daerah Jawa Timur atau Polda Jatim menangkap 72 anggota perguruan silat atau pesilat di Jatim. Para pesilat ini ditangkap karena diduga melakukan tindak kekerasan dan pengerusakan di Jatim selama September hingga Oktober 2021.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol. Gatot Repli Handoko, mengatakan dari 72 pesilat yang diamankan itu, sebagian masih berusia di bawah umur atau berstatus anak-anak.

Advertisement

“Dari total tersebut [72 pesilat], pelaku berusia dewasa sebanyak 53 orang. Sedangkan 19 orang masih anak-anak,” ujar Gatot dikutip dari Liputan6.com, Kamis (28/10/20210.

Baca juga: Bikin Bangga Lur, Pesilat Asal Klaten Sumbang Emas PON untuk Jateng

Advertisement

Baca juga: Bikin Bangga Lur, Pesilat Asal Klaten Sumbang Emas PON untuk Jateng

Gatot mengungkapkan para pelaku merupakan anggota perguruan pencak silat di Jatim. Mereka melakukan kekerasan secara bersama-sama kepada orang ataupun barang di muka umum.

Tindak kekerasan dan pengrusakan itu dilakukan para anggota perguruan pencak silat itu baik saat menggelar konvoi seusai menjalani latihan, maupun ketika acara pengesahan.

Advertisement

“Perbuatan para tersangka ini diancam pidana penjara tujuh tahun jika menyebabkan luka. Sembilan tahun jika menyebabkan luka berat, dan 12 tahun jika korbannya meninggal dunia,” imbuh Gatot.

Baca juga: 12 Perguruan Silat Teken Komitmen Jaga Karanganyar Tetap Kondusif

Gatot pun dengan tegas menyatakan tindakan ini menjadi penegas sikap Polda Jateng terhadap pelaku kekerasan, meski pun berasal dari perguruan silat. Pihaknya juga tidak segan-segan menindak ketua perguruan silat yang anggotanya terlibat dalam tindak kekerasan disertai pengrusakan.

Advertisement

“Polda Jatim akan tegas, termasuk kepada para ketua perguruan pencak silat yang anggotanya terlibat,” imbuhnya.

Gatot mengaku sebenarnya pihaknya sudah berulang kali menggelar pertemuan dengan para pemimpin perguruan pencak silat di Jatim. Namun faktanya, hingga saat ini kasus kekerasan dan pengerusakan di muka umum yang dilakukan anggota perguruan silat atau pesilat di Jatim masih terjadi.

“Nanti kita akan panggil masing-masing pemimpinnya guna mempertanggungjawabkan perbuatan anggotanya,” ujar Gatot.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif