Jatim
Kamis, 2 Desember 2021 - 21:45 WIB

Petani Porang Dilatih Teknik Kultur Jaringan di Madiun, Ini Tujuannya

Abdul Jalil  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani mengunjungi gudang benih porang Repindo di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Rabu (1/12/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN — Sebanyak 40 orang dari enam provinsi dilatih untuk membuat benih porang dengan menerapkan teknik kultur jaringan. Teknik ini diharapkan bisa menjamin ketersediaan benih porang.

Puluhan orang itu berasal dari Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Jambi, dan Jawa Timur. Mereka mendatangi Kabupaten Madiun yang menjadi pusat tanaman porang, Rabu (1/12/2021).

Advertisement

Peneliti Ahli Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Ika Roostika Tambunan, mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan menjamin ketersediaan bibit porang yakni dengan menerapkan teknik kultur jaringan.

Baca juga: Panen, Petani Porang di Wonogiri Untung Lebih dari Rp50 Juta

Advertisement

Baca juga: Panen, Petani Porang di Wonogiri Untung Lebih dari Rp50 Juta

Dia menyampaikan kultur jaringan ini merupakan teknik mengisolasi bagian tanaman berupa protoplas/sel telanjang, sel, jaringan, atau organ secara aseptis dan ditumbuhkan di dalam botol hingga membentuk plantel atau tanaman utuh.

Sejak November 2019-Desember 2020, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) berkolaborasi dengan Direktorat Perbenihan untuk melakukan uji produksi porang melalui kultur jaringan.

Advertisement

Ika menyampaikan perbanyakan melalui kultur jaringan memiliki keunggulan karena bisa dilakukan secara massal dalam waktu cepat, tidak tergantung pada musim, menghasilkan bibit sesuai dengan induknya, seragam, bebas hama dan penyakit, serta mudah untuk didistribusikan. Di samping itu karena adanya zat pengatur tumbuh pada saat ditumbuhkan secara in vitro maka pertumbuhan juga menjadi lebih cepat.

Tahapan kultur jaringan, lanjutnya, untuk perbanyakan tanaman meliputi pemilihan tanaman induk, sterilisasi bahan tanaman, penanaman in vitro/di laboratorium, subkultur, aklimatisasi di rumah kaca, dan transplanting/pemindahan ke lapang.

Baca juga: Porang, KUR, dan Kesejahteraan Petani di Madiun

Advertisement

“Tekniknya, plantel tanaman kecil akan dikeluarkan hati-hati kemudian dibersihkan dengan air. Selanjutnya dicelupkan di larutan fungisida. Setelah itu ditiriskan dan ditanam dalam media yang sudah disediakan dalam polybag. Kemudian disungkup untuk menjaga kelembapannya,” jelasnya.

Tanaman hasil kultur jaringan ini memerlukan tahapan aklimatisasi supaya bisa beradaptasi pada lingkungan sebelum dipindahkan ke lapang. Proses aklimatisasi bisa menggunakan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang. Selanjutnya disungkup dengan plastik selama satu bulan.

“Proses aklimatisasi yang pertama memang pengadaptasian dari dalam. Kemudian di luar botol. Setelah itu ditanam di lapang pun harus beradaptasi,” kata dia.

Advertisement

Sub Koordinasi Pelepasan Varietas Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Andi Saleh, mengatakan pada pelatihan ini sengaja mengundang petani dari berbagai provinsi yang selama ini menanam porang. Pelatihan ini diharapkan bisa mengenalkan teknik kultur jaringan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif