SOLOPOS.COM - Ilustrasi melon golden. (Freepik.com)

Solopos.com, MADIUN — Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), mengajak petani setempat berinovasi dengan menanam komoditas melon emas atau melon golden. Hal itu dikarenakan budidaya tanaman melon golden lebih menguntungkan daripada tanaman padi.

Hal itu disampaikan Wali Kota Madiun, Maidi, saat meninjau lahan pembudidayaan meelon golden di Taman Wisata dan Edukasi Ngrowo Bening, Kota Madiun, Jumat (4/3/2022). Maidi menilai iklim dan lahan di Kota Madiun sangat mendukung untuk budidaya melon golden. Selain itu, permintaan pasar akan komoditas tersebut di Kota Madiun cukup tinggi sehingga bisa memberikan keuntungan bagi petani.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kebutuhan masyarakat itu tidak hanya beras. Masyarakat juga butuh cabai, buah, bunga, dan lainnya. Sementara, saat ini semua kebutuhan itu di Kota Madiun dipenuhi dari daerah lain terutama beras [padi]. Karena itu, saatnya petani Kota Madiun berinovasi menanam hortikultura terutama buah melon,” ujar Maidi.

Baca juga: Menguntungkan! Petani Madiun Diminta Budidayakan Tembakau Lokal

Guna menarik petani untuk membudidayakan tanaman melon golden, pihaknya telah meninjau pertanian melon golden di Kabupaten Ponorogo, Kamis (3/3/2022). Hal itu dilakukan untuk menggali potensi komoditas alternatif selain tanaman padi untuk dikembangkan di Kota Madiun.

Potensi

Selain meninjau pertanian melon golden di Ponorogo, Wali Kota Maidi juga telah menyiapkan lahan di Taman Wisata dan Edukasi Ngrowo Bening untuk uji coba pembudidayaan komoditas tersebut.

“Kemarin sudah kita cek ke petani melon golden yang sukses. Kita belajar, bagaimana prosesnya, berapa biaya produksinya, di mana pasarnya, dan berapa keuntungannya serta potensi ke depan seperti apa. Lalu, kalau di Kota Madiun, diterapkan di mana. Ini mulai kita uji coba, kita siapkan lahan di Ngrowo sini,” kata dia.

Ia menilai potensi pertanian hortikultura untuk buah cukup besar dikembangkan di Kota Madiun. Bahkan, dari satu jenis buah, yakni melon masih belum bisa mencukupi permintaan pasar.

Baca juga: Harga Jual Gabah Rendah, Petani Madiun Menjerit

Karenanya, pihaknya tertarik menerapkan pertanian buah di Kota Madiun ke depan. Hal itu dilakukan juga untuk menarik minat petani dari kalangan anak muda saat ini.

“Sudah kita hitung, kalau menanam padi, untungnya sekitar Rp1,9 juta per kotak dalam sekali panen dengan masa tanam tiga bulan. Dengan keuntungan segitu, anak muda jelas tidak mau. UMR Kota Madiun saja sudah Rp1,9 juta per bulan. Makanya, lebih memilih bekerja jadi karyawan dari pada bertani,” katanya.

Oleh karena itu, ia berupaya mencari konsep pertanian agar disukai anak muda atau generasi milenial. Salah satunya, pertanian komoditas hortikultura buah.

Selain menyediakan lahan di Taman Ngrowo Bening, guna mendorong budi daya melon golden, Pemkot Madiun juga berencana memanfaatkan sebagian lahan bengkok untuk ditanami buah. Petani yang menyewa harus bersedia menjadi petani buah, bukan menanam padi.

“Kita punya banyak sawah bengkok. Kalau ini berhasil, mungkin bisa kita mulai dari situ [lahan bengkok]. Petani kita harus lebih modern dan berinovasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya