SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat ditemui di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) di Tlogodlingo, Tawangmangu, Selasa (31/3/2015). Dia meminta seluruh petani menerapkan metode tanam culik untuk meningkatkan produksi beras. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Pertanian nasional terus dibenahi terutama dari sisi tata niaga pertaniannya.

Madiunpos.com, TRENGGALEK – Perbaikan tata niaga pertanian di Tanah Air dinilai membutuhkan rentang waktu tertentu yang dilakukan bertahap sampai mata rantai distribusi berhasil dipangkas.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ini memang membutuhkan waktu, tidak bisa selesai satu hari. Minimal 2-3 tahun baru tercapai kondisi ideal,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Andi Sulaiman saat mengunjungi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (13/5/2016).

Amran mencontohkan program pembangunan infrastruktur pertanian sudah mulai tertata, alat mesin pertanian (alsintan) naik 100 persen, dan irigasi tiga juta terbangun dalam satu tahun kerja.

“Artinya apa, kita ada gerakan yang luar biasa dilakukan untuk memperbaiki sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Tapi itu butuh waktu, tidak bisa seketika langsung jadi. Kalau begitu sim salabim namanya,” kata dia.

Menurut dia, terpangkasnya jalur distribusi hasil maupun bahan baku pertanian akan memacu produktivitas pertanian baik padi, jagung, kedelai, maupun komoditas hortikultura.

“Target ke depan adalah meminimalkan impor semua jenis produk pertanian, termasuk hortikultura. Bukan dihentikan, tapi disesuaikan kebutuhan dan bukan karena permainan sekelompok kepentingan [kartel],” ujar dia.

Lebih lanjut Mentan mengatakan saat ini produksi padi mencapai titik volume tertinggi dalam kurun sepuluh tahun terakhir. “Stok pangan nasional saat ini sudah mencapai 2,2 juta ton,” papar Amran.

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, kata Mentan, impor beras nasional sempat menyentuh angka sekitar 7 juta ton dan naik saat terjadi badai el nino hingga impor tembus sekitar 12 juta ton.

“Alhamdulillah sekarang impor cadangan beras tahun ini hanya sekitar 1 juta ton itupun semoga tidak terpakai seiring produksi beras nasional yang teris membaik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya