SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan sambutan di Rapat Koordinasi dalam Rangka Pengamanan Harga Gabah yang Anjlok Saat Panen Raya di Sentra Produksi di Aula Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun, Kamis (3/3/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pertanian nasional pada tahun 2015 menghasilkan panen 75 juta ton padi.

Madiunpos.com, MADIUN — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan produksi padi pada tahun 2015 sebanyak 75 juta ton.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Panen padi ini diklaim paling tinggi dibandingkan jumlah panen pada 10 tahun terakhir.

Mentan seusai Rapat Koordinasi dalam Rangka Pengamanan Harga Gabah yang Anjlok Saat Panen Raya di Sentra Produksi di Aula Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun, Kamis (3/3/2016), menyampaikan data tersebut resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai hasil panen padi di Indonesia.

“Data tersebut bari dirilis BPS dua hari lalu, produksi padi 75 juta ton ini merupakan tertinggi dibandingkan jumlah produksi 10 tahun terakhir. Ini data yang tidak bisa diperdebatkan, karena ini juga didukung dengan data empiris,” jelas dia.

Dia mengatakan data BPS tersebut juga dikuatkan dengan fakta yang menyebutkan dari 26 pasar beras terbesar di Indonesia justru mengalami kenaikan suplai beras. Selain itu, harga beras di 26 pasar beras terbesar itu juga turun 20% hingga 30%.

Padahal, pada bulan Januari dan Februari, suplai beras di 26 pasar itu biasanya menurun dan harga beras naik hingga 30%.

“Pada awal tahun seperti bulan Januari dan Februari itu biasanya menjadi musim paceklik. Tetapi, tahun ini justru tidak, stok beras tersedia dan banyak,” jelas Andi Amran Sulaiman.

Lebih lanjut, kondisi pertanian di Indonesia juga diklaim lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Amran menyebutkan pada 2015, Indonesia mengalami El Nino dan tidak mengimpor beras.

Padahal, pada tahun 1997 yang saat itu juga terjadi El Nino, Pemerintah Indonesia mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton.

“Pada saat El Nino terjadi pada 1997 jumlah lahan yang gagal panen adalah 87.099 hektare dengan total produksi gabah 49,3 juta ton. Sedangkan pada saat El Nino 2015 jumlah lahan yang gagal panen seluas 186.816 hektare dengan total produksi gabah 75 juta ton. Mengapa kondisi El Nino pada 2015 lebih parah, tetapi jumlah produksi gabah meningkat, itu karena petani kita sudah siap dan lebih maju,” terang dia.

Menurut Mentan, nantinya pemerintah Indonesia tidak akan lagi melakukan impor beras dan justru akan mengekspor beras. Apalagi, kondisi lahan persawahan di Indonesia bisa lebih baik dan tidak terkena El Nino.

“Kalau tahun ini, El Nino tidak menyerang pertanian Indonesia dan kondisi cuaca mendukung tentu bisa dimungkinkan kami bisa ekspor beras,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya