SOLOPOS.COM - Sepasang muda-mudi tengah menikmati suasana berkebun stroberi di lereng Gunung Lawu, Magetan. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Pertanian Magetan tak semuanya membutuhkan curah hujan tinggi, pertanian stroberi justru mengeluh kala curah hujan tinggi.

Madiunpos.com, MAGETAN — Tak semua pelaku pertanian di Ngawi menyambut gembira tingginya curah hujan belakangan hari ini. Para petani stroberi di lereng Gunung Lawu, Desa Dadi Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengeluhkan tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir sehingga membuat buah stroberi milik mereka rusak.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Cuaca yang cenderung banyak hujan membuat tanaman stroberi milik petani rusak. Akibatnya, banyak petani yang rugi karena tidak dapat memanen buah stroberi mereka dengan baik,” ujar petani stroberi di kawasan setempat, Watik, kepada wartawan, Sabtu (23/1/2016).

Menurut dia, akibat curah hujan yang tinggi, buah stroberi menjadi pecah-pecah, kecil, dan banyak yang membusuk. Selain itu, rasa buahnya juga tidak semanis saat cuaca panas yang cukup mendapat sinar matahari.

Meski merugi karena buah stroberi tak bisa dipanen secara maksimal, Watik bertekad bertahan. Hal itu karena prospek usaha pertanian stroberi di lereng Laeu wilayah Magetan itu cukup menguntungkan.

Setiap hari masih ada wisatawan yang datang ke kebunnya untuk menikmati kegiatan agrowisata dengan memetik buah stroberi sendiri. Jumlah wisatawan yang berkunjung semakin banyak saat akhir pekan tiba.

10 Kg/Panen
Dalam sepekan, ia biasanya bisa tiga kali memanen buah stroberi, dengan hasil sekali panen rata-rata sekitar 10 kg. “Jika tidak sedang dipetik oleh pembeli, buahnya bisa untuk esok hari. Selain itu, saya juga memetiknya untuk dijual langsung. Terkadang ada juga pembeli yang minta langsung dibungkus tanpa memetiknya sendiri,” ucap Watik.

Dengan hasil panen sebanyak itu, rata-rata per hari, ia bisa menjual 10 kg hingga 15 kg buah stroberi. Jumlah itu meningkat jika bertepatan dengan akhir pekan, yakni mencapai 20 kg hingga 25 kg.

Harga buah stroberi petik sendiri berkisar antara Rp30.000/kg hingga Rp40.000/kg, tergantung dari besar dan kecilnya buah. Hargannya memang lebih tinggi, sebab buah yang dipetik adalah buah pilihan pembeli sendiri dan bonus mencicipi langsung dari pohon sepuasnya.

“Kalau beli langsung dari yang sudah disediakan oleh penjual, harganya mencapai Rp10.000 per pak plastik. Tapi biasanya pengunjung suka yang memetik sendiri sesuai selera,” ungkap Parti, petani stroberi lainnya di kawasan setempat.

Agrowisata Andalan
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Magetan, Siran menyatakan budi daya tanaman stroberi di lereng Gunung Lawu merupakan kegiatan agrowisata untuk mendukung pariwisata di Kabupaten Magetan, terlebih di kawasan Telaga Sarangan.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian dalam mengurusi hal ini. Bagian agrobisnisnya merupakan binaan Dinas Pertanian setempat, sedangkan koordinasi wisatanya adalah binaan kami,” tutur Siran.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya