Jatim
Jumat, 26 Februari 2016 - 19:05 WIB

PERTANIAN MADIUN : Padi Ambruk, Petani Madiun Terpaksa Panen Dini

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman padi di Desa Tempusari, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun ambruk akibat terjangan angin, Jumat (26/2/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pertanian Madiun di Desa Tempursari terancam gagal panen karena tanaman padi di desa itu ambruk dan terendam banjir.

Madiunpos.com, MADIUN — Sejumlah petani di Desa Tempursari, Wungu, Kabupaten Madiun terpaksa melakukan panen dini tanaman padi mereka. Tanaman padi milik petani Madiun itu banyak yang ambruk diterjang angin.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di Desa Tempursari, Jumat (26/2/2016), banyak tanaman padi yang ambruk. Selain itu, puluhan petak sawah di desa itu terendam air setinggi sekitar 50 cm.

Seorang petani Desa Tempursari, Saikem, 49, mengatakan hujan deras disertai angin yang terjadi pada Jumat siang telah membuat tanaman padi ambruk. Hujan deras dengan angin kencang juga mengakibatkan areal pertanian tergenang air.

Advertisement

Seorang petani Desa Tempursari, Saikem, 49, mengatakan hujan deras disertai angin yang terjadi pada Jumat siang telah membuat tanaman padi ambruk. Hujan deras dengan angin kencang juga mengakibatkan areal pertanian tergenang air.

Saikem mengatakan umur tanaman padi yang ambruk itu baru dua bulan. Dia mengatakan butuh waktu sekitar satu bulan lagi untuk memanen padi tersebut dalam kondisi normal.

Ketika kondisi cuaca tidak bersahabat dan hujan terus mengguyur, kemungkinan tanaman padi tersebut akan dipanen lebih awal. “Kalau hujan seperti ini terus ya, dua pekan lagi akan dipanen. Kalau tidak segera dipanen ya nanti bisa gagal panen,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com, Jumat.

Advertisement

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, Saikem berencana akan memanen tanaman padi lebih awal. Meskipun harga jual padi tersebut pasti akan turun. Selain itu kualitas padi yang dihasilkan pasti tidak bagus.

“Kalau dikatakan rugi ya pasti rugi, tetapi kalau dibiarkan ambruk dan nanti mati, kami pasti lebih rugi. Dua pekan lagi ketika hujan masih turun, terpaksa akan dipanen,” jelas dia.

Petani lain, Paidi, 52, mengatakan cara yang dilakukan ketika ada tanaman padi ambruk adalah dengan mengikat sekelompok tanaman padi menjadi satu. Cara itu dipandang lebih efektif supaya padi bisa terus bertumbuh.

Advertisement

Paidi menyampaikan air yang menggenangi lahan sawah miliknya berasal dari luapan Kali Kajar yang ada di sekitar areal persawahan tersebut. “Kalau sudah ambruk dan tergenang seperti ini, pasti menurunkan kualitas padi dan itu berdampak pada harga jual. Tetapi mau bagaimana lagi, musibah ya harus diterima,” ungkap warga Mojorayung ini.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif