SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pertanian Jatim terdampak El Nino, produksi padi Kabupaten Malang turun 5%.

Madiunpos.com, MALANG — Produksi padi di Kabupaten Malang sebagai salah satu penyangga pertanian Jatim diperkirakan turun sekitar 5% akibat kemarau 2015 yang berpanjangan seiring terjadinya fenomena alam El Nino.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengatakan dengan adanya El Nino, musim penghujan diperkirakan baru turun pada Februari 2015. Karena itulah, dipastikan akan ada beberapa hektare sawah di Kabupaten Malang yang tidak bisa ditanami padi karena kekurangan air.

“Namun luasannya tidak signifikan. Diperkirakan dampaknya pada produksi relatif sedikit. Hanya terjadi penurunan sekitar 5%,” ujarnya di Malang, Senin (14/9/2015).

Prediksi awal, produksi padi Kabupaten Malang sebagai salah satu penyangga pertanian Jatim selama 2015 mencapai surplus beras 70.000 ton. Dengan terdampak El Nino, maka surplusnya berkurang.

Dampak El Nino tidak terlalu signifikan bagi produksi padi di Kabupaten Malang karena sebagian wilayah di daerah tersebut sudah hujan meski frekwensi dan volumenya tidak besar.

Ini Daerah Hujan
Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Malang Wahyu Hidayat menambahkan beberapa kawasan Malang Selatan dan timur sudah ada hujan. Pekan lalu, di kawasan Lawang-Singosari juga hujan. Dengan adanya hujan, maka cadangan air di embung-embung yang berjumlah 38 unit di Kab. Malang masih terjaga bagus.

Sampai saat ini, elevasi air embung hanya mencapai 49%. Dengan demikian, kondisi faktual ketersediaan air masih banyak, yakni 51%. Dengan ketersediaan air sebanyak itu, maka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanam sawah yang sumber pengairannya dari embung.

Dari 45.000 ha sawah di Kabupaten Malang, 40%-45% sumber pengairannya dari embung-embung tersebut. Sisanya dari sungai. Adanya hujan juga berpengaruh pada pasokan air dari sungai. Pasokan air di sungai menjadi banyak karena ada hujan.

Karena itulah, dia memperkirakan, pada Oktober 2015, sebagian besar lahan persawahan masih bisa ditanami padi. Hanya sebagian kecil saja yang tidak bisa karena pasokan air memang tidak mencukupi.

Padi Puso
Kasus kekurangan pasokan air, seperti terjadi Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung. Ada 7 ha tanaman padi terpaksa puso karena kekurangan pasokan air.

Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian sebenarnya sudah menyampaikan pada petani untuk tidak menanam padi, namun mereka bersikukuh bahwa airnya mencukupi dengan harapan ada hujan dengan frekwensi dan volume yang mencukupi.

“Nyatanya pasokan air memang kurang sehingga berdampak tanaman padi menjadi puso,” ujarnya.

Karena itulah sampai dengan Desember 2015, pasokan air aman untuk persawahan. Namun untuk Januari dan seterusnya jika tidak ada hujan, maka pasokan air akan sulit.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya