SOLOPOS.COM - Petani Desa Kewadungan, Kediri, membajak sawah di tengah musim kemarau 2015, Sabtu (5/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Pertanian Jatim menunggu realisasi program pemerintah yang katanya bermaksud membela kepentingan para petani.

Madiunpos.com, MALANG — Kalangan petani di Jatim menagih realisasi program pemerintah yang pernah mengemukakan rencana mengasuransikan usaha pertanian tanaman pangan, seperti padi, jagung, dan kedelai. Kalangan pelaku pertanian Jatim meyakini asuransi itu bakal mengamankan proses produksi mereka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang Tomie Herawanto mengatakan petani di daerah sebenarnya antusias dengan rencana pemerintah mengasuransikan usaha pertanian tanaman pangan itu. “Mereka tidak keberatan membayar premi seperti yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya di Malang, Minggu (20/9/2015).

Pertimbangan petani bersedia mengasuransikan usaha pertanian mereka adalah karena jika gagal panen karena sebab-sebab tertentu yang termasuk masuk dalam tanggungan produk asuransi, maka mereka tidak merugi terlalu besar. Kerugian itu sebagian bakal diganti perusahaan asuransi.

Biaya produksi bisa terbantu dengan cairnya klaim asuransi. Dengan begitu, maka pembiayaan untuk usaha tani berikutnya sudah ada.

Karena itulah, kata dia, pelaku pertanian Jatim sejatinya menunggu realisasi dari program pemerintah untuk asuransi pertanian. Nyatanya, hingga kini petani di Kabupaten Malang misalnya, belum memperoleh sosialisasi mengenai program tersebut.

Itulah dasarnya, kata Tomie Herawanto, petani mempertanyakan ihwal keberlangsungan dari program asuransi pertanian. “Apakah benar-benar direalisasikan ataukah masih berupa wacana?”

Toko Tani Indonesia
Petani, lanjut Tomie Herawanto, juga menunggu realisasi dari program pemerintah mengenai Toko Tani Indonesia.

Ide dasar dari keberadaan Toko Tani Indonesia, dia nilai, cukup bagus karena dapat menyanggah harga komoditas pertanian agar tidak turun drastis yang menyebabkan petani merugi dan malas menanam produk yang harganya hancur tersebut. Namun realisasi dari Toko Tani Indonesia itu juga masih belum jelas. Pendirian toko tersebut di Malang masih belum ada tanda-tanda direalisasikan.

Petani juga belum mendapaktan penyuluhan mengenai rencana pemerintah membentuk Toko Tani Indonesia. “Masalah asuransi pertanian dan Toko Tani Indonesia pernah saya tanyakan dalam suatu acara dengan Kementerian Pertanian, namun kami masih belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan,” ujarnya.

Karena itulah, kata dia, petani mendesak agar program-program yang pro-petani seperti asuransi usaha tani dan Toko Tani Indonesia segera dapat direalisasikan. Dengan adanya kebijakan tersebut, maka petani lebih antusias dalam menjalankan usahanya.

Tak Lagi Khawatir
Mereka berharap tidak lagi khawatir mengalami besar saat gagal panen karena akan dapat ganti dari asuransi. Begitu juga petani tidak takut harga komoditas yang mereka tanam harganya jatuh karena dapat diserap di Toko Tani Indonesia.

Jika upaya perlindungan pada petani dan komoditas pertanian benar-benar terealisasi, maka upaya swasembada pangan akan segera dapat terwujud karena dukungan dari petani akan nyata dan besar. Petani menginginkan agar program-program tersebut tidak berhenti pada wacana sehingga pelaksanaannya tidak jelas kapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya