SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian. (JIBI/Solopos/Dok)

Pertanian Jatim tumbuh 6,11% karena luas panen meningkat.

Madiunpos.com, SURABAYA — Angka sementara (Asem) produksi padi di Jawa Timur pada tahun lalu bertumbuh dibandingkan dengan 2014 menjadi 13,15 juta ton gabah kering giling (GKG).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono mengatakan angka itu menunjukkan pertumbuhan 6,11% karena luas panen meningkat 79.440 hektare (ha) disertai produktivitas 1,32 kuintal per ha.

“Ada lima kabupaten utama yang menyumbang beras terbesar di Jawa Timur, yaitu Jember, Lamongan, Banyuwangi, Bojonegoro, dan Ngawi,” katanya, di Surabaya, baru-baru ini.

Realisasi produksi padi di Jawa Timur selama Januari – April tahun 2015 lalu (subround I) 6,37 juta ton GKG. Angka ini bertumbuh 1,77% secara tahunan atau terhadap periode yang sama pada 2014.

Kenaikan dipicu peningkatan produktivitas 4,35% menjadi 62,57 kuintal per ha. Untuk luas panen justru menurun 2,47% menjadi 1,02 juta ha.

Sementara itu, realisasi produksi padi di Jawa Timur untuk subround II (Mei – Agustus 2015) sebanyak 4,58 juta ton GKG. Secara year on year jumlah ini meningkat 11,17%.

Kenaikan produksi pada SR II 2015 dibandingkan SR II 2014 karena adanya kenaikan luas panen 11,62% meskipun produktivitas menurun 0,40% menjadi 57,54 kuintal per ha.

Adapun untuk realisasi produksi padi di Jawa Timur SR III (September – Desember 2015) 2,20 juta ton GKG. Angka ini menunjukkan peningkatan 9,27% secara year on year.

Peningkatan tersebut karena ada kenaikan luas panen 7,08%. Hal ini disertai dengan peningkatan produktivitas 2,30% menjadi 65,25 kuintal per ha.

Teguh menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi perluasan area panen pada SR III 2015 (yoy) karena ada alih pola tanam dari jagung ke padi di Kabupaten Pasuruan. Belum lagi adanya peningkatan indeks pertanaman di Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Nganjuk.

“Selain itu juga ada peningkatan jaringan irigasi dan bantuan pompa air kepada petani. Ini cukup membantu dalam proses pertumbuhan padi,” kata Teguh.

Terjadinya El Nino atau kekeringan yang sangat dirasakan di Jawa Timur terjadi pada SR I 2015. Ini berdampak kepada penurunan luas panen pada SR I sebesar 1,34%. El Nino tidak lagi dirasakan secara signifikan pada SR III karena daya adaptasi petani cukup cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya