SOLOPOS.COM - Inilah nenek-nenek yang menjadi aktor di baliik mendunianya sambal pecel Madiun. (JIBI/Solopos /Aries Susanto)

Perempuan perkasa di Kota Madiun bukanlah bercerita tentang orang-orang muda atau yang punya jabatan. Mereka justru dari kalangan nenek-nenek yang sudah beruban rambutnya dan mulai mengeriput kulitnya.

Madiunpos.com, KOTA MADIUN –Siapa sangka, di balik melegendanya sambal pecel di Kota Madiun rupanya ada nenek nenek yang sampai sekarang masih semangat menumbuk dan meracik bumbu sambal pecel itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mereka rata-rata adalah perempuan manula yang usianya 70-an tahun. Meski demikian, tenaga dan semangat mereka untuk melestrikan sambal warisan leluhur itu tak pernah padam.

Sebuat saja Mbah Misirah. Nenek ini usianya telah memasuki senja 75 tahun. Ia mengaku bekerja sebagai penumbuk sambal Pecel Jeruk sejak 25 tahun silam.

“Saya adalah generasi kedua rombongan nenek-nenek penumbuk kacang sambal pecel,” ujarnya saat berbincang dengan Madiunpos.com di kediaman Ny Kasiyem Jl Jalan Delima 32 Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jumat (23/1/2015).

Selain Misirah, ada juga Sarmi. Nenek berusia 65 ini juga memiliki tugas yang sama dengan Mbah Samirah, yakni sebagai penumbuk kacang sambal pecel.

Ada banyak nenek yang menjadi lokomotif usaha sambal pecel ternama di Kota Madiun itu. Mereka ada yang bertugas di bagian pencucian kacang, penggorengan, penumbukan, peracik bumbu, maupun pengepakan.

Soal alasan kenapa banyak nenek yang bekerja, Mbah Misirah dengan enteng menjawab demikain, “Coba kalau ada anak muda yang mau kerja begini. Anak-anak muda enggak mau kerja kayak begini,” ujarnya.

Meski dikerjakan oleh nenek-nenek, namun citarasa sambal khas Madiun ini tiada duanya. Bahkan, sambal khas ciptaan nenek-nenek itulah yang membuat sambal pecel menjadi mendunia.

Sekadar diketahui, selain pesanan warga Madiun, pesanan sambal buatan nenek-nenek itu juga datang dari berbagai kota lain seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Banjarmasin, dan Palembang.

Sambal pecel ini juga pernah dinikmati orang-orang di mancanegara. Pada tahun 2000 silam misalnya, sempat ada warga Belanda yang datang ke rumahnya dan memesan sambal Madiun dalam jumlah cukup banyak, antara 1-2 kuintal per dua bulan sekali.

Tak hanya di Belanda, sambal pecel buata nenek itu juga pernah dibawa ke Amerika Serikat, Inggris dan Hongkong dan Kanada oleh para pekerja dan mahasiswa Indonesia yang di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya