SOLOPOS.COM - Gang masuk ke rumah S Seorang pengerajin sepatu di Kelurahan Selosari, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang diamankan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di rumahnya pada Senin (29/1/2024). (Solopos,com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN – Seorang perajin sepatu di Kelurahan Selosari, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di rumahnya, Senin (29/1/2024) dini hari. Pria itu diringkus Densus 88 Antitetor karena diduga terlibat jaringan teroris.

Kasi Humas Polres Magetan, AKP Budi Kuncahyo, tidak menampik kabar penangkapan itu. Dia menuturkan pria berinisial S, 40, itu ditangkap langsung oleh tim Densus 88 Mabes Polri. Sedangkan pihak Polres Magetan hanya membantu mengamankan penangkapan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Benar telah ada kegiatan satuan atas di Kabupaten Magetan terkait penangkapan satu orang yang terduga terafiliasi dengan jaringan teroris,” katanya, Selasa (30/1/2024).

Sigit tetangga S mengatakan, saat penangkapan itu terlihat banyak petugas dari kepolisian, TNI, dan pegawai kelurahan lalu-lalang di lingkungan rumah terduga teroris berinial S tersebut. Sontak kabar penangkapan itu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat sekitar.

“Kabar penangkapannya sudah menyebar di warga sekitar mas, tadi banyak yang membicarakan penagkapannya. Katanya diduga menjadi anggota teroris gitu,” katanya.

Sigit menambahkan, warga sekitar juga tidak curiga bahwa S terafiliasi dengan kelompok teroris. Pasalnya, keseharian S berperilaku normal bahkan cenderung ramah. Selain itu, S tidak mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penyimpangan terhadap ideologi Pancasila.

“Setiap mengantar sekolah anaknya selalu melewati jalanan depan rumah saya ini mas. Kesehariannya ramah, sering menyapa warga sekitar. Namun pakaiannya berpakaian busana muslim setap harinya,” katanya.

Sementara itu, Lilik yang juga tetangga terduga teroris itu mengungkapkan, rumah yang digerebek Densus 88 Antiteror itu dihuni oleh S bersama istri, dan lima anaknya. Namun pada Selasa siang, rumah tersebut nampak sepi tidak ada aktivitas di dalamnya. Sementara istri S berserta anaknya tidak diketahui keberadaannya.

Lilik menuturkan S setiap harinya bekerja di industri kulit di Jalan Sawo, Magetan. S juga dikenal rajin ke masjid dan mengikuti kegiatan keagamaan, serta berjiwa sosial tinggi pada lingkungan. Bahkan Lilik mengaku tak menyangka bahwa S masuk jaringan teroris.

“Sehari-hari bekerja di industri kulit di Jalan Sawo, tidak ada kecurigaan gimana-gimana. S juga sering membantu warga sekitar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya