Jatim
Selasa, 28 Mei 2019 - 00:05 WIB

Pengusaha Siap Ekspor 300 Ton Ikan Patin ke Arab Saudi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, SURABAYA — Kebutuhan ikan patin untuk memenuhi pasar jemaah haji dan umroh di Arab Saudi diperkirakan mencapai 540 ton. UNtuk mengisi peluang itu, Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) menyiapkan pasokan ikan patin sebanyak 300 ton.

Ketua Bidang Budidaya Patin APCI, Imza Hermawan, mengatakan APCI sendiri akan menyiapkan 300 ton patin yang terdiri dari 150 ton ikan patin cut portion dan 150 ton fillet.

Advertisement

“Dari jumlah yang disiapkan itu, akan dikirim secara bertahap. Pada tahap pertama ekspor perdana ikan patin ini akan dikirimkan 3 kontainer atau setara 63 ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak pada hari ini 27 Mei 2019,” ujarnya kepada Bisnis/JIBI, Senin (27/5/2019).

Imza Hermawan menambahkan upaya budidaya ikan patin dan lele di Indonesia sejauh ini berjalan baik sehingga secara produksi pada tahun lalu mampu mencapai 391.151 ton atau meningkat 22,25% dari 2017 yang hanya 319.966 ton.

Advertisement

Imza Hermawan menambahkan upaya budidaya ikan patin dan lele di Indonesia sejauh ini berjalan baik sehingga secara produksi pada tahun lalu mampu mencapai 391.151 ton atau meningkat 22,25% dari 2017 yang hanya 319.966 ton.

“Peningkatan budidaya ini disebabkan oleh upaya penggunaan induk dan benih yang berkualitas agar Feed Convertion Ratio (FCR) juga dapat ditekan, terutama dalam meningkatkan efisiensi produksi,” imbuhnya.

Untuk diketahui,  sentra penghasil patin utama berada di Jawa Timur (Tulungagung), Sumatera Utara (Serdang Bedagai), Riau (Kampar), Jambi (Batanghari, Muaro Jambi), Sumatera Selatan (Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir), Lampung (Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pringsewu), dan Kalimantan Selatan (Banjar).

Advertisement

“Selama ini Arab Saudi mengimpor ikan patin dari Vietnam tetapi karena ada isu penyakit dan pencemaran di Sungai Mekong akhirnya impor berkurang. Sehingga ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi ceruk pasar di sana,” katanya.

Berdasarkan data UN Comtrade Database International Trade Statistics, kebutuhan ikan patin secara global pada 2017 mencapai 640 juta ton dengan pasar utama AS sebesar 17%, Meksiko 9%, China 8%, Brazil 7% dan Arab Saudi 5% yang selama ini dipasok dari Vietnam dan Myanmar. Pada 2018 kebutuha ikan patin global meningkat menjadi 641 juta ton.

Selain membantu mencarikan peluang pasar ekspor, ungkap SLamet, KPP juga akan membangun sistem logistik agar ada konektivitas yang efisien mulai dari broodstock center, larva center, dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR).

Advertisement

“Kami juga akan melakukan pengembangan pakan mandiri, khususnya untuk ikan-ikan air tawar guna menekan biaya produksi dan bisa berdaya saing,” imbuhnya.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya 

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif