Jatim
Selasa, 17 Februari 2015 - 05:05 WIB

PENDIDIKAN ANAK : Anda Percaya Tak Ada Anak yang Bodoh ? Inilah Penjelasannya

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi anak (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pendidikan anak sangat menentukan masa depan mereka. Dalam dunia pendidikan, ada istilah tak ada anak bodoh.

 

Advertisement

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Pengamat pendidikan Sofia Nur Afifah menegaskan setiap anak sejak awal sudah memiliki keunikan tersendiri. Keunikan yang dimiliki anak-anak inilah yang terkadang tak digali sepenuhnya oleh para pendidik atau bahkan orang tuanya sendiri.

 

Advertisement

 

“Ketika ada anak tak bisa dalam satu hal, bukan berarti dia bodoh. Ingat, setiap anak itu memiliki keunikan tersendiri. Tinggal bagaimana pendidik menemukan keunikan anak tersebut,” ujar dosen pendidikan anak usia dini (PAUD) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Madiun ini saat berbincang dengan Madiunpos.com, di ruang kerjanya, Senin (16/2/2015).

 

Advertisement

 

“Jika orang tua dan pendidik bisa menemukan kelebihan setiap anak, maka sesungguhnya tak ada anak yang disebut bodoh. Anak yang bodoh menurut kita sesungguhnya adalah anak yang belum diketahui kelebihannya,” terangnya.

 

Advertisement

Di sinilah, kata Sofi, pentingnya seorang pendidik dan orang tua mengenali, menyelami kepribadian dan potensi yang dimiliki setiap anak. Selanjutnya, tugas pendidik dan orang tua adalah mengarahkan perkembangan anak-anak itu sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

 

Seorang pendidik atau orang tua tidak bisa dibenarkan memaksakan kehendaknya dalam menentukan pendidikan anaknya.

Advertisement

“Anak yang memiliki kemampuan hitung bagus, belum tentu mampu melakukan hal yang dimiliki anak dengan kemampuan verbal bagus. Atau anak yang pandai di sekolahnya di bidang akademik, juga belum tentu bisa melakukan anak-anak berkebutuhan khusus,” paparnya.

 

Di sisi lain, seorang pendidik dan orang tua tak boleh bosan atau malas melakukan eksperimen dan kreativitas dalam memberikan pengetahuan kepada anak. Pasalnya, setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menangkap dan mencercap setiap pengetahuan.

 

“Ada anak yang cukup dengan mendengarkan dia paham. Ada yang harus melalui media gambar, ada pula yang harus melalui praktik. Bahkan ada juga yang harus dengan sebuah cerita yang saling terkait baru bisa memahami. Inilah yang menjadi kewajiban pendidik dalam mendidik anak,” paparnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif