SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)

Pemkot Madiun membentuk Pokja pangan untuk menekan inflasi.

Madiunpos.com, MADIUN — Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri dan Perum Bulog setempat membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pangan untuk memantau fluktuasi harga bahan kebutuhan pokok.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Upaya itu dalam rangka mengantisipasi laju inflasi di daerah setempat. “Inflasi menjadi masalah hampir di setiap daerah. Ini harus segera diantisipasi. Lebih baik mencegah dari pada mengobati yang sudah terlanjur menimbulkan masalah,” ujar Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto di Madiun, Rabu (7/3/2018).

Menurut dia, Pokja Pangan merupakan bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Pokja akan bertugas menekan laju kenaikan harga komoditas utama di masyarakat, salah satunya beras.

Sugeng Rismiyanto ingin organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dapat optimal dalam kinerja Pokja Pangan tersebut. Bahkan, jika perlu juga melakukan terobosan kreatif di luar tugas pokok dan fungsi pokja yang berkaitan dengan penekanan inflasi.

Dia menambahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan wajib melakukan pemetaan kembali beberapa tanah bengkok di Kota Madiun. Harapannya, tanah bengkok tersebut dapat dioptimalkan untuk produksi pertanian khususnya padi.

“Tanah bengkok jangan disewa-sewakan saja. Tetapi harus mulai berpikir bagaimana itu bisa dioptimalkan dalam menunjang produksi pangan,” kata Sugeng.

Dia menambahkan saat ini sejumlah bahan pokok terpantau memberikan kontribusi terjadinya inflasi di Kota Madiun, di antaranya harga beras yang masih tinggi.

“Fluktuasi harga beras tersebut berdampak luas. Kebutuhan rumah tangga meningkat karena beras mahal. Belum lagi harga jual makanan di warung makan yang juga akan terdampak. Dampaknya bisa kemana-mana. Makanya, Pokja Pangan ini penting,” tambahnya.

Pada Februari 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,73.

Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,31 persen dengan IHK 127,76 dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,08 dengan IHK 128,11.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya