Jatim
Jumat, 8 Desember 2023 - 22:48 WIB

Pembangunan Hunian Sementara Korban Tanah Retak di Ponorogo Alami Kendala

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja mengerjakan pembangunan hunian sementara atau huntara di kawasan hutan petak 149 Linggur Mojo, Sawoo, Ponorogo, Rabu (6/12/2023) (ANTARA/HO - BPBD Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Pembangunan hunian sementara untuk pengungsi korban tanah retak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, saat ini telah mencapai 63 persen. Pembangunan hunian sementara itu mengalami kendala karena lokasi cukup sulit dijangkau.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, mengatakan kendala pembangunan hunian sementara (huntara) untuk pengungsi korban tanah retak di Desa Tumpuk bersifat teknis. Hal itu disebabkan medan menuju lokasi pembangunan huntara yang berada di petak 149 Linggur Mojo cukup sulit.

Advertisement

“Terus kami kebut meski ada beberapa kendala di lapangan,” kata dia, Jumat (8/12/2023).

Kondisi itu diperparah dengan cuaca saat ini yang cenderung basah, di mana saat turun hujan jalur berlumpur sehingga armada pengangkut bahan bangunan tidak bisa bergerak dengan efisien.

“Memang ada perlambatan pengiriman material bangunan karena kondisi medannya sulit,” kata Masun yang dikutip dari Antara.

Advertisement

Namun, lanjut dia, pihaknya memastikan target pembangunan huntara untuk para pengungsi tersebut akan selesai pada akhir Desember ini.

Termasuk pembangunan fasilitas umum untuk para pengungsi, seperti aliran listrik, instalasi air bersih dan toilet umum.

“Listrik masih kita koordinasikan bersama PLN pekan ini semoga rampung, untuk air kita gunakan air tanah tapi perlu kajian paling tidak tiga pekan ke depan,” katanya.

Advertisement

Dia menuturkan jumlah pengungsi tanah retak berjumlah 42 KK. Dari jumlah itu, yang masih bertahan di Gedung sekolah TK ada sebanyak 22 KK atau sekitar 80 orang. Sedangkan 20 KK lainnya memilih tinggal di rumah sanak-famili masing-masing.

“Yang memilih ke rumah saudaranya itu mungkin karena bosan, selain itu memilih tempat yang aman. Tapi ada juga beberapa yang kembali lagi ke tempat pengungsian,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif