SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (JIBI/Solopos/Dok.)

Pelemahan rupiah masih menyisakan senyum lebar bagi sebagian pelaku industri Jatim.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pelemahan rupiah membuat sejumlah pelaku usaha di Jawa Timur ketir-ketir. Namun, beberapa di antara mereka masih bisa tertawa lebar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pelaku industri yang tetap tersenyum lebar di tengah buruknya kurs rupiah saat masuk kategori industri alat berat dan pariwisata. Kualifikasi sector industri yang tetap tegar di tengah pelemahan rupiah itu diungkapkan pengamat Pengembangan Ekonomi Daerah sekaligus Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur Taufik Saleh.

Taufik Saleh mengatakan kelompok industri alat berat dan pariwisata memiliki segmen pasar luar negeri yang kuat. Oleh karena itu, mereka mampu bertahan di tengah gonjang-ganjing melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

“Sebut saja pabrik alumunium atau velg yang masuk kategori industri berat. Kami survey ke sana dan mereka bisa tertawa lebar. Mereka mengalami untung di situasi seperti ini,” katanya, Jumat (28/8/2015).

Taufik menjelaskan, industri aluminium yang diolah menjadi velg selama ini tidak laku dijual di pasar lokal. Pasalnya, mereka memiliki kualitas yang menjadi standar pilihan pasar mancanegara.

Menurutnya, velg kendaraan adalah komponen yang dijual ke pasar Eropa seperti Jerman dan Italia sekaligus negara di Afrika. “Sebanyak 95% produk velg merupakan komoditas ekspor yang menyumbang porsi ekspor Jawa Timur. Sementara sisanya baru dipasarkan ke Indonesia,” terangnya.

Taufik berujar, pelemahan rupiah bisa dijadikan cambuk bagi industri di Jawa Timur untuk berusaha melempar barangnya ke luar negeri. Selain memperbesar porsi ekspor, hal itu tentunya dapat turut menyeimbangkan neraca perdagangan Jawa Timur yang selalu mengalami defisit.

Di samping industri alat berat, sektor pariwisata mampu bertahan dengan baik di tengah depresiasi rupiah. Potensi pariwisata Jawa Timur sedang terbuka lebar, khususnya pariwisata yang pangsa pasarnya kelas internasional.

Tempat wisata si Jawa Timur yang sedang dipacu promosinya yaitu Bromo, Kawah Ijen dan Karapan Sapi. “Sektor pariwisata itu anomali, tidak mengikuti kondisi yang terjadi di global,” ujarnya.

Malah, imbuhnya, semakin banyak turis yang berkunjung karena rupiah sedang anjlok. Selama pangsa pasarnya mancanegara, lanjut dia, industri tersebut mampu bernafas panjang.

Geser Pangsa Pasar
Terpisah, Manager Contribution and CSR PT HM Sampoerna Foundation Taruli Aritonang menerangkan demi bertahannya industri di Jawa Timur terhadap goncangan pelemahan rupiah, industri harus digeser pangsa pasarnya ke mancanegara. “Bukan hanya industri besar saja, industri padat karya seperti usaha kecil dan menengah [UKM] harus digenjot ke arah sana [ekspor],” katanya.

Menurutnya, pasar untuk industri UKM memiliki pangsa ekspor yang cukup besar, terutama industri makanan. “Kami memilliki UKM yang kami bina sebanyak 22.000 UKM, sudah ada 7.000 yang start up bisnis sendiri dan sebagian sudah bisa tembus pasar internasional hanya dengan produksi jamur,” katanya.

Endri Krisnu, salah satu UKM yang bergerak di bidang industri makanan ringan menjelaskan pihaknya menyasar Malaysia dan Singapura sebagai pijakan pertama go internasional. “Kalau tidak sekarang kapan lagi. UKM seperti kami pantang menggunakan produk impor. Jadi kami murni memakai bahan baku dalam negeri untuk pasar luaar negeri,” katanya.

Sebagai catatan, nilai ekpor Jawa Timur pada Juli 2015 terjungkal 32,32% ke angka US$1,02 miliar dari sebelumnya US$1,54 miliar di bulan Juni 2015.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur mencatat nilai impor Jawa Timur pada Juli 2015 senilai US$1,12 miliar atau anjlok 37,30% dibandingkan dengan impor bulan Juni yang mencapai US$1,80 miliar. Kendati begitu, nilai impor masih lebih besar ketimbang ekspor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya