Jatim
Sabtu, 18 Juli 2015 - 07:05 WIB

PELEMAHAN RUPIAH : Depresiasi Rupiah Bikin Lesu, Penjualan Produk IT Jatim Anjlok 25%

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bursa produk teknologi informasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pelemahan rupiah bikin lesu bursa produk teknologi informasi di Jatim.

Madiunpos.com, SURABAYA — Sejumlah pengusaha produk teknologi dan informasi (IT) di Jawa Timur menyatakan bisnis teknologi tahun ini sulit bernapas lantaran depresiasi rupiah dan menurunnya daya beli masyarakat terhadap produk IT. Pelemahan rupiah yang bikin lesu bursa itu mengakibatkan penjualan produk IT di Jawa Timur pada semester I/2015 anjlok hingga mencapai 20%-25% dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu.

Advertisement

General Manager Hi Tech Mall Surabaya, Rudi Sukamto menjelaskan, harga produk IT sangat terpengaruh kurs karena hampir semua komponen di dalam produk tersebut merupakan barang impor sehingga pedagang terpaksa harus menaikkan harga jual produk. Namun, lanjut Rudi, penaikkan harga produk juga mengakibatkan daya beli masyarakat turun. Apalagi, pada kuartal II tahun ini berbarengan dengan momen Ramadhan dan anak sekolah sehingga masyarakat terkonsentrasi pada kebutuhan utama tersebut.

“Pada akhirnya penjualan jadi drop, yang biasanya penjualan mencapai 15.000 an unit per bulan sekaran turun sampai 20% an,” katanya, Senin (13/7/2015).

Dia menambahkan penurunan penjualan tersebut terjadi di semua jenis produk IT mulai dari hanphone, smartphone, tablet, notebook hingga laptop dan komputer. Pengusaha berharap, pemerintah ke depan akan lebih banyak melakukan pengadaan barang IT yang mendorong pembangunan di daerah-daerah apalagi saat ini hampir seluruh daerah menerapkan penggunaan sistem IT.

Advertisement

Ini Keluhan Apkomindo
Lesunya bursa akibat pelemahan rupiah itu juga mendera pengusaha komputer di Jawa Timur yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Jatim yang sejak kuartal I/2015 melaporkan adanya penurunan penjualan 5%-10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bahkan mengaku pesimistis untuk mencapai target pertumbuhan sampai akhir tahun ini.

Untuk bertahan di tengah lesunya bursa akibat pelemahan rupiah itu, Apkomindo berupaya mencari keseimbangan dengan memperluas pasar dari sektor korporasi yang selama ini berkontribusi 40% dan sisanya pasar di sektor ritel.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif