SOLOPOS.COM - ilustrasi siswi SMP(Trianto HS/JIBI/Solopos)

Pelajar mencuri di salah satu SMP Negeri dihukum dengan meminta maaf saat upacara serta fotonya dipajang di sudut sudut sekolah. Kepala SMP punya alasan.

Madiunpos.com, SURABAYA – Kepala sekolah SMPN di Surabaya Yulia Krisnawati mengaku bahwa tindakan siswa tersebut sudah kelewat batas. Selain itu, tuduhan yang mengarah ke siswi tersebut karena dia tertangkap basah mencuri HP milik temannya. “Banyak saksi siswa lain yang melihatnya mencuri,” kata Yulia Rabu (28/1/2015) kepada Detikcom.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat diinterogasi, kata Yulia, siswa tersebut pintar memutar lidah. Dikatakan jika HP yang dicuri itu sudah dijual dan uangnya dibelikan baju. Para guru pun sepakat untuk memanggil orang tua siswi itu dengan membuat surat panggilan.

Saat pembuatan surat itu tengah berlangsung, di hari berikutnya, si siswi itu dikatakan Yulia berulah lagi. Dia merampas HP milik seorang temannya. Dia mengancam temannya tersebut agar tak melaporkan perbuatannya.

“HP itu dibawa ke ruang BK dan kepada guru BK, HP itu diaku sebagai HP yang pernah dicurinya,” lanjut Yulia.

Tentu saja guru BK tidak percaya. Yulia melanjutkan, para guru semakin mengelus dada saat siswi tersebut diketahui tidak menyerahkan surat panggilan tersebut ke orang tuanya. Akhirnya para guru berinisiatif menelepon saja sang orang tua.

“Siswi itu kembali berulah, saat kami meminta nomor telepon orang tuanya dia berbohong dengan menyebut nomor yang salah hingga dua kali. Dua nomor itu kami telepon tapi yang mengangkat orang lain, bukan orang tuanya,” terang Yulia.

Siswi itu mengaku kepada guru bahwa surat panggilan itu diberikan ke tantenya. Guru meminta nomor telepon si tante dan kali ini nomor yang diberikan benar. Tetapi guru kaget karena si tante ternyata tidak tahu sama sekali kasus itu, apalagi adanya surat panggilan. Tetapi tante siswi tersebut berjanji akan menyampaikan ke orang tua si siswi.

“Kami mengatakan kepada orang tua tentang apa yang harus dilakukan anaknya yakni meminta maaf ke semua warga sekolah. Dan orang tua pasrah serta mengizinkan semua dilakukan asalkan bisa membuat anaknya menjadi lebih baik,” jelas Yulia.

Dari situ Yulia bisa berkesimpulan bahwa apa yang dilakukan siswi tersebut sudah melampaui batas. Selain berani mencuri, siswi tersebut juga sering berbohong dan memutarbalikkan fakta.

“Setelah hukuman itu kami laksanakan, barang-barang yang dulu pernah hilang tiba-tiba kembali. Barang-barang itu tiba-tiba sudah ada di tas pemiliknya,” pungkas Yulia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya