Jatim
Rabu, 17 Maret 2021 - 08:20 WIB

Pedagang Pasar Burung Madiun Keluhkan Keberadaan Pedagang Liar

Abdul Jalil  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM -  Kondisi Pasar Burung Sri Jaya Kota Madiun, Selasa (17/3/2021). (Solopos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN -- Pedagang Pasar Burung Sri Jaya Kota Madiun mengeluhkan maraknya pedagang liar yang menutup akses masuk pasar tersebut. Pedagang meminta supaya Pemkot Madiun segera menata pedagang liar itu.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sri Jaya, Saki, mengatakan kondisi pasar tradisional tersebut sangat tidak tertata setiap hari Minggu. Hal ini karena banyak pedagang liar yang datang untuk berjualan di kawasan pasar tersebut.

Advertisement

Dia mengaku tidak mempermasalahkan keberadaan pedagang liar tersebut. Namun, dia hanya meminta supaya lokasi berjualannya ditata. Sehingga tidak mengganggu pedagang di dalam pasar.

Baca juga: Harga Cabai di Madiun Tembus Rp100.000/Kg, Cabai Kering Laris-Manis...

“Jalan pasar itu kan sempit, setiap hari Minggu pasti penuh pedagang kaki lima. Pedagang yang jualan itu bukan dari pasar, tetapi pedagang dari luar,” jelas dia seusai Sarasehan Forum Komunikasi Perencanaan Perubahan Anggaran Tahun 2022 dan Rencana Anggaran Tahun 2022 Dinas Perdagangan Kota Madiun di Sun Hotel, Selasa (16/3/2021).

Advertisement

Saki merasa tidak memiki kewenangan dan kuasa untuk mengatur para pedagang liar tersebut. Untuk itu, dia berharap pemkot bisa merespons dengan menata pedagang-pedagang itu.

“Mereka sulit diarahkan. Tapi, kami mau menegur mereka, kami ini siapa. Lebih baik saya diam,” ujar dia.

Melebihi Kapasitas

Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun, Ansor Rasidi, mengakui kondisi jumlah pedagang Pasar Burung memang telah melebihi kapasitas. Pihaknya berjanji menertibkan pedagang liar tersebut dalam dua bulan ke depan.

Advertisement

Baca juga: Takut Disuntik Vaksin Covid-19, Polisi Madiun Ini Malah Merapal Doa Mau Makan

Salah satu solusi yang ditawarkan yakni dengan memfasilitasi para pedagang tersebut supaya mau berpindah ke Pasar Kotak yang juga berada di kawasan tersebut.

“Itu memang banyak pedagang dari luar kota, terutama saat hari Minggu. Kami tidak serta merta melarang pedagang dari luar kota, tetapi kami akan menatanya,” kata dia.

Ansor memahami kesulitan yang dialami pedagang di dalam pasar. Karena keberadaan pedagang yang berjualan di luar pasar berdampak pada sepinya pengunjung yang masuk ke dalam pasar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif