SOLOPOS.COM - Bupati Madiun Ahmad Dawami saat menerima penghargaan dari Muri dalam sajian kue manco terbanyak, Minggu (3/9/2023). (Istimewa/Pemkab Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Puluhan ribu kue manco yang tersaji dalam 455 gunungan mewarnai Festival Manco Madiun 2023 di Lapangan Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (3/9/2023). Festival itu bahkan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai sajian kue manco terbanyak.

Sajian kue manco terbanyak dalam Festival Manco Madiun 2023 ini tercatat sebagai rekor ke-11.202. Sebanyak 455 gunungan berisi 50.000 kue manco yang disajikan ini sesuai dengan Hari Jadi ke-455 Kabupaten Madiun.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penyerahan penghargaan rekor Muri tersebut dilakukan perwakilan representatif Muri Sri Widayati kepada Bupati Madiun, Ahmad Dawami. Rekor tersebut juga diberikan kepada Camat Kebonsari dan Kepala Desa Tambakmas yang menjadi penggagas dan penyelenggara kegiatan itu.

Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan melalui Festival Manco Madiun dan tercatatny dalam rekor Muri diharapkan kue manco akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan antar masyarakat dan mempertahankan kue manco tersebut.

“Kerukunan di Desa Tambakmas harus tetap dijaga. Kue manco ini tidak hanya tercatat di nasional, tapi mendunia. Ini yang harus kita jaga bersama,” kata dia.

Sejarah Kue Menco

Kue manco yang dinikmati saat ini ternyata menjadi salah satu kuliner tua di Kabupaten Madiun. Konon, kue manco ini merupakan kuliner yang hanya ada dan dikonsumsi di lingkungan kerajaan Gelang-gelang yang ada di Dusun Ngrawan, Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Keberadaan Kerajaan Gelang-Gelang ini secara jelas termuat dalam prasasti Mula Malurung bertarikh 1255 Masehi. Kerajaan Gelang-gelang dipimpin oleh Jayakatwang.

Sejarawan asal Kabupaten Madiun, Akhlis Syamsal Qomar, mengatakan berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di tengah masyarakat, kue manco merupakan kue atau sajian yang dibuat hanya untuk keluarga kerajaan Gelang-gelang yang berpusat di Ngurawan.

“Keterangan itu baru sebatas tradisi lisan di masyarakat. Kalau sumber primernya, saya pribadi belum bisa mengkonfirmasi baik lewat sumber primer prasasti ataua apa pun. Belum ada,” kata penulis buku Banteng Terakhir Kasultanan Yogyakarta itu.

Namun, dalam beberapa literasi memang kue manco itu pada zaman dahulu dikenal sebagai kue manco karuk. Karuk sendiri merupkan beras yang digoreng. Jadi, zaman dahulu kue manco itu permukaannya diselimuti topping karuk dari beras dan ketan yang berwarna putih dan merah.

kuliner khas madiun
Kue Manco asal Kabupaten Madiun. (Abdul Jlail/Solopos.com)

Menurut sejarah, putih dan merah merupakan warna simbol dari panji-panji kerajaan Gelang-gelang.

“Kalau warna merah dan putih itu memang jelas ada dari Gelang-Gelang,” jelas Akhlis.

Bendera merah putih itu merupakan warna bendera Jayakatwang dari Gelang-gelang ketika menyerang Kerajaan Singasari. Dia pun menjelaskan untuk warna merah dan putih itu sudah jelas ada prasastinya.

Kalau menilik dari sejarah, kue manco pada zaman kerajaan Gelang-gelang itu dulunya berbentuk contong dan dibungkus dengan daun jati.

Namun, seiring berjalannya waktu, bentuk kue manco pun berubah, kini bentuknya ada yang bulat, segitiga, dan kotak. Sedangkan bagian tengah kue manco memang kopong dan berserat.

Di era kerajaan Gelang-gelang, kue manco ini memang menjadi santapan raja waktu itu. Namun, saat ini justru kue manco bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Tanpa terkecuali. Kue manco ini juga banyak ditemui di pasar tradisional hingga toko-toko yang ada di wilayah Madiun.

“Kalau sumber penuturan dari masyarakat ini benar, maka kue manco ini menjadi salah satu kuliner makanan tinggalan sejarah yang cukup tua,” jelas Akhlis.

Pada zaman dahulu, kue manco hanya memiliki topping karuk beras dan ketan. Namun, seiring berjalannya waktu dan akulturasi budaya memunculkan beragam inovasi topping. Saat ini, topping kue manco tidak hanya karuk beras dan ketan saja, melainkan ada wijen dan ketan.

Sedangkan untuk bahan pembuatan kue manco ini masih sama, yaitu menggunakan tepung ketan maupun tepung beras yang dibuat kenyal kemudian digoreng. Kemudian kerupuk manco disiram menggunakan gula merah yang lengket dan manis. Terakhir, permukaan kue ditaburi berbagai topping.

Ada mitos yang beredar di masyarakat mengenai kue manco. Yaitu kue manco hanya bisa diproduksi di Desa Tambakmas. Sedangkan di luar desa tersebut, kue manco tidak bisa diproduksi. Untuk itu, pusat pembuatan kue manco di Madiun hanya ada di Desa Tambakmas.

Terkait mitos tersebut, Akhlis menyampaikan hal itu memang ada. Kue manco hanya berhasil diproduksi di Desa Tambakmas.

“Untuk kue manco konon hanya berhasil dibuat di Tambakmas. Itu pun di Dusun Grogol. Ini ada apa, saya kurang paham. Mungkin ada rahasia yang disembunyikan, saya tidak tahu hal itu,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya