Jatim
Senin, 30 November 2015 - 17:05 WIB

PAKAIAN IMPOR BEKAS : Inilah Pakaian Bekas Paling Laris di Madiun…

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana lapak penjualan pakaian impor bekas milik Supri, 46, di Pasar Joyo, Kota Madiun, Jatim, Minggu (29/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pakaian impor bekas di Kota Madiun masih stabil laris meski sempat dilarang beredar oleh Menteri Perdagangan.

Madiunpos.com, MADIUN – Pakaian impor bekas tetap laris di pasaran Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim) meski peredarannya sempat dilarang pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 51/2015. Salah seorang pedagang pakaian impor bekas di Pasar Joyo, Kota Madiun, Supri, 46, mengatakan awul-awul masih diburu pembeli, terutama celana, kaus oblong, kemeja dan jaket.

Advertisement

Dia menyebut jaket atau sweter menjadi pakaian impor bekas yang paling laku terjual di Kota Gadis. Supri menyampaikan sebagian besar stok awul-awul tersebut didatangkan dari Tiongkok. “Masyarakat lokal mayoritas datang untuk mencari jaket atau sweter. Mereka banyak membeli jaket  karena cenderung punya kualitas bagus, namun dapat diperoleh dengan harga murah. Selain itu, model jaket dan sweter dari luar negeri lebih beragam,” kata Supri yang bertempat tinggal di Ponorogo, Jatim, tersebut kepada Madiunpos.com di lapaknya, Minggu (29/11/2015).

Supri menjelaskan jaket maupun sweter dari pakaian impor bekas dijual dengan harga mulai Rp15.000 per buah sampai Rp75.000 per buah. Dia mengatakan harga jaket maupun sweter bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya karena disesuaikan dengan kondisi dan kualitas masing-masing pakaian. Menurut Supri, harga jual pakaian impor bekas masih bisa ditawar.

Senada dengan Supri, pedagang lain awul-awul di Kota Madiun, Soraya, 43, menyebut sebagian besar masyarakat yang datang ke penjual pakaian impor bekas untuk mencari jaket dan sweter. Sedangkan lainnya, lanjut dia, berminat untuk mencari atau membeli celana dan kaus oblong. Soraya mengatakan harga jaket atau sweter dari luar negeri lebih laris karena lebih murah ketimbang produk dalam negeri.

Advertisement

“Kualitas jaket maupun sweter dari pakaian impor bekas dengan hasil kerajinan dalam negeri mungkin sama-sama bagus, hanya harga dan motifnya berbeda. Saya melihat model jaket maupun sweter dari luar negeri lebih bervariatif dan harganya lebih terjangkau. Karena permintaan pasar cukup tinggi, pedagang jelas meminta distributor mengirim jaket dan sweter lebih banyak ketimbang celana atau kaus,” jelas Soraya.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif