SOLOPOS.COM - Ilustrasi persebaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Indonesia. (Facebook.com)

Ormas Gafatar eksis di Bojonegoro, namun dibubarkan sendiri sebagaimana keberadaannya secara nasional.

Madiunpos.com, BOJONEGORO — Organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara jadi sorotan. Aksi sosial yang kerap mereka lakukan dianggap hanya kedok penetrasi pandangan keagamaan mereka setelah sejumlah aktivisnya menghilang tanpa pamit keluarga. Bupati Bojonegoro Suyoto pun khawatir warganya ikut-ikutan terjerat pesona ormas tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam keterangan persnya di Bojonegoro, Rabu (13/1/2016), Suyoto berseru kepada warganya agar tak terlibat dalam ormas Gafatar, atau gerakan lain yang mengajarkan kekerasan. “Kami tentu sangat berharap jangan sampai ada anak-anak kita, pemuda-pemudi, juga warga Bojonegoro yang terlibat di dalamnya [Gafatar, NII dan ISIS],” katanya.

Ia berpetuah, jika memang ada pihak-pihak yang mengajak masuk dalam gerakan, misalnya yang ramai diberitakan, seperti Gafatar, Negara Islam Indonesia (NII), dan Islamic State of Iraq and Sham (ISIS), maka bisa dikomunikasikan. Selain itu, juga harus dipahami seluruh masalahnya, kerangka pikirnya, juga ideologinya.

“Percayalah tidak ada satu agamapun di dunia yang mengajarkan kekerasan, juga menghakimi orang lain,” tuturnya.

Diingatkannya, agama selalu mengajarkan kasih dan sayang, melalui proses panjang untuk mewujudkan sebuah keyakinan. Agama apapun, sambungnya, menginginkan kehidupan akhirat yang baik, dengan cara mewujudkan kehidupan di dunia yang lebih baik.

“Benar bahwa agama mengajarkan tentang perjuangan. Tapi perjuangan untuk kehidupan yang lebih baik,” katanya, menegaskan. Suyoto mengharapkan warganya terus belajar lebih baik dan bersama-sama menuju kehidupan yang lebih baik.

Gafatar Bojonegoro Bubar
Kepala Bakesbangpolinmas Bojonegoro Kusbiyanto menambahkan organisasi Gafatar sempat ada di Bojonegoro. “Pengurus Gafatar di Bojonegoro sempat memberitahukan keberadaannya. Tapi, legalitasnya masih kami pertanyakan,” ucapnya.

Menjawab pertanyaan wartawan, ia mengaku belum tahu proses perekrutan anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) Gafatar di daerahnya. “Kami masih mencari tahu. Dari data yang kami terima kebanyakan baru simpatisan dan belum ada yang sampai ke Kalimantan,” ucapnya.

Berdasarkan keterangan yang ia peroleh, ormas Gafatar di Bojonegoro, lokasi sekretariatnya di Desa Kedaton, Kecamatan Kapas, berdiri sejak 11 Agustus 2011 dan membubarkan diri pada 14 Agustus 2015. Sesuai laporan yang disampaikan kepada Bakesbangpolinmas setempat bahwa Organisasi Gafatar memiliki 50 anggota, termasuk jajaran pengurus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya