SOLOPOS.COM - Dokumentasi pendidikan dasar sukarelawan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). (Facebook.com)

Ormas Gafatar bukanlah organisasi kemasyarakan Islam atau organisasi keagamaan, karena itu urusan meninggalkan keluarga adalah didasari akidah yang dianut masing-masing mantan anggota organisasi kemasyarakat itu.

Madiunpos.com, SURABAYA — Dua mantan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Jawa Timur buka suara. Mereka mengungkapkan kemungkinan alasan menghilangnya mantan aktivis Gavatar tanpa pamit sanak dan kerabat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kedua mantan aktivis ormas Gafatar Jatim yang muncul di hadapan publik di tengah sorotan tajam atas organisasi yang dulu mereka pimpin itu adalah Riko, mantan Ketua Dewan Pimpinan Gafatar Surabaya, dan Budi Laksmono, dokter spesialis penyakit dalam dan paru di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur yang dulunya menjabat Kepala Bidang Kesehatan Gafatar Jatim.

Di tegaskan keduanya di hadapan pers Surabaya, Gafatar yang didirikan pada tahun 2011 telah dibubarkan bulan Agustus 2015 karena Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang mereka mohon tak kunjung diterbitkan. Padahal, selama kurun waktu empat tahun Gafatar berdiri, dokumentasi ormas itu yang ditelusuri Madiunpos.com tak putus mengabarkan aneka aktivitas sosial yang mereka tujukan kepada masyarakat.

Dalam konsep organisasinya, terang Riko, Gafatar mengajak warga Indonesia kembali ke aturan Tuhan Yang Maha Esa sehingga aturan tersebut satu dan memandang secara fisik dan moral terkait pemahaman bahwa negara ini sedang krisis. “Dalam konsep, kita diberi pemahaman bahwa negara ini sedang krisis moral, sehingga jika hal itu terjadi maka tidak mustahil kalau negara ini akan menjadi negara yang terkutuk, terlihat dari tanda-tanda isu global warming, El Nino, dan lainnya,” tuturnya.

Hijrah ke Kalimantan
Oleh karena itu, tambahnya, agar terhindar dari kutukan, langkah sederhana yang harus dilakukan adalah menyiapkan pangan sebanyak-banyaknya. Untuk bertahan dari ancaman kutukan inilah, ratusan mantan anggota Gafatar saat ini melakukan aksi hijrah ke Kalimantan guna bercocok tanam.

Mantan Kepala Bidang Kesehatan Gafatar Jatim, dr Budi Laksmono menambahkan daerah Kalimantan menjadi tujuan utama dari mantan para anggota Gafatar, karena di daerah ini masih memiliki lahan yang luas dan masih sangat subur. “Beberapa orang mantan anggota Gafatar yang selama ini menghilang kemungkinan besar berada di Kalimantan untuk bergabung dalam gerakan bercocok tanam, namun untuk pergi ke Kalimantan tujuan mereka berbeda-beda sesuai dengan akidah masing-masing yang telah dianutnya,” ujarnya.

Ditegaskannya, meninggalkan keluarga adalah keputusan dari masing-masing pribadi mantan anggota Gafatar, karena Gafatar kini sudah bubar. “Tanggapan saya bahwa Gafatar sudah bubar, karena masing-masing orang hilang atau meninggalkan tugas dan keluarganya itu urusan pribadi masing-masing,” Budi Lesmono kepada wartawan di Surabaya sebagaimana dikutip laman aneka berita, Detikcom.

Bukan Ormas Islam
Dia menduga keputusan meninggalkan keluarga sehinga diangap sebagai orang hilang itu adalah keputusan yang didasarkan kepada akidah yang dianut mantan anggota Gafatar bersangkutan. Gafatar sebagaimana dijelaskan Riko dan Budi, bukanlah organisasi kemasyarakatan Islam atau organisasi keagamaan, sehingga urusan akidah adalah urusan pribadi masing-masing anggota. “Mungkin mereka yakin dengan akidahnya masing-masing, sehingga mereka lebih senang meninggalkan tugas utama dan keluarganya,” tuturnya.

Sempat diungkapkan pula oleh Budi dalam kesempatan itu, selama empat tahun eksistensi Gafatar, sekitar 10.000 orang secara nasional ikut menjadi anggota, dan sekitar 945 orang di antara mereka berasal dari Jawa Timur. Sedangkan soal Negara Karunia Semesta Alam (NKSA) yang belakangan hari ini disebut-sebut sebagai nama baru Gafatar, tegas dibantah Riko. Kemungkinan organisasi lain yang tidak berhubungan dengan Gafatar,” ujarnya sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya