SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MADIUN — Jari tangan Suroto, 42, penjual ikan hias di Pasar Srijaya, Kota Madiun, Jawa Timur, terihat sibuk dengan gawainya, Senin (12/11/2018) siang.

Saat ada pengunjung datang ke kiosnya, Suroto cepat-cepat mengantongi gawainya dan melayani pembeli. Suroto menawarkan berbagai ikan hias yang dijual kepada pembeli.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Setelah transaksi jual beli usai, pria asal Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, itu menuju ke kursi bambu dan kembali mengambil smartphone dari kantong celana.

Lagi-lagi jempol tangannya lincah menggeser-geser layarponsel. “Ini lagi lihat-lihat postingan di Facebook. Siapa tahu ada yang tanya-tanya soal ikan hias dan mau beli ikan hias,” kata dia kepada Solopos.com di kiosnya. 

Suroto mengatakan telah merambah dunia digital untuk mempromosikan dan menjual dagangannya. Dia memanfaatkan laman media sosial Facebook untuk mempromosikan ikan hias.

Menurut dia promosi di media sosial efektif. Suroto menjelaskan cukup banyak konsumen bertanya melalui Facebook dan kemudian datang ke kiosnya untuk membeli ikan. 

Seiring dengan kebutuhan kuota internet untuk berselancar di dunia maya, tiap bulan Suroto mengeluarkan uang seratus ribu rupiah untuk membeli kuota. 

Namun kebutuhannya terhadap internet sejak awal tahun 2018 lalu terbantu dengan adanya Wireless Fidelity atau Wifi gratis dari Dinas Komunikasi dan Informatia (Diskominfo) Kota Madiun di Pasar Srijaya.

Setelah membuka kios sekitar pukul 08.00 WIB, Suroto tak lupa mengaktifkan tombol Wifi di gawainya. Sinyal Wifi pun langsung menunjukkan penuh. Ia pun mulai membuka laman-laman yang berisi informasi tentang ikan dan media sosial untuk mempromosikan ikan-ikan hias miliknya. 

Bagi bapak satu anak itu, fasilitas WiFi gratis yang dipasang Diskominfo Kota Madiun di Pasar Srijaya sangat bermanfaat. Kini dia hanya mengeluarkan uang senilai Rp25.000 per bulan untuk membeli kuota internet. 

“Internetnya cukup lancar. Saya biasanya kalau senggang menunggu pembeli ya browsing-browsing, cari informasi tentang ikan hias. Ya program ini bermanfaat untuk meningkatkan penjualan,” ujar dia. 

Omzet Naik 

Pedagang ikan di Pasar Srijaya lainnya, Yoni Oktaviandi, 31, mengaku omzet penjualannya naik cukup tinggi sejak dirinya aktif mempromosikan dagangannya ke sosial media baik Instagram maupun Facebook.

Dia menyebut kenaikan omzet mencapai 20% dibandingkan sebelum memanfaatkan media sosial sebagai media promosi. Banyak pelanggan baru datang ke kiosnya berawal dari postingannya di Facebook.

Yoni memanfaatkan WiFi gratis dari Diskominfo Kota Madiun yang terpasang di pasar tradisional itu. Dengan memanfaatkan fasilitas itu, Yoni mengaku bisa menghemat sampai 50% dari biaya pembelian kuota internet. 

Yoni sadar kebutuhan internet di era digital sangat tinggi. Dia telah membuktikan dampak pemanfaatan internet terhadap tingkat penjualan di kiosnya. Meski tak mudah menyesuaikan diri dengan era digital, namun ia terus belajaragar dapat memanfaatkan internet secara maksimal. 

Di sela-sela menunggu pembeli, warga Sawahan, Kabupaten Madiun, itu memfoto ikan hias dan mengunggahnya ke komunitas jual beli ikan di Facebook.

Unggahannya itu kemudian mendapatkan respons dari calon pembeli. Setelah transaksi via online dilakukan, Yoni meminta pembeli datang ke kiosnya untuk mengambil barang. 

“Lumayan orderan yang melalui Facebook. Melalui unggahan di media sosial ini, kami juga ikut menginformasikan kalau di Madiun ada pasar ikan. Karena ternyata banyak masyarakat yang tidak mengetahui kalau di Madiun ada pasar ikan,” ujar dia. 

Tidak hanya dimanfaatkan untuk promosi di media sosial, internet gratis Diskominfo Kota Madiun juga dimanfaatkan Yoni untuk browsing menambah pengetahuan tentang ikan hias. 

Dia mengaku sampai saat ini belum memanfaatkan marketplace online seperti Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya.

“Sejauh ini saya hanya promosi di medsos saja. Belum memanfaatkan yang begitu [marketplace]. Saya harap ada pelatihan bagi kami soal pemanfaatan internet yang lebih maksimal,” jelas Yoni. 

Kebutuhan internet pada era digital seperti sekarang memang tidak bisa dihindari. Pedagang-pedagang di pasar tradisional diharapkan secara bertahap bisa menyesuaikan diri di era digital.

Pemkot Madiun melalui Diskominfo telah mendukung aktivitas digital masyarakat dengan menyediakan layanan internet gratis di 1.200 titik fasilitas umum. Termasuk di pasar tradisional. 

Perputaran Ekonomi

Puluhan pasar tradisional di Kota Madiun telah memiliki fasilitas Wifi berkecepatan 20 Mbps. Pemasangan Wifi di pasar tradisional menjadi prioritas karena lokasi itu menjadi sumber perputaran ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatikan Kota Madiun, Subakri, mengatakan tahun 2018 ini pemkot menggelontorkan anggaran senilai Rp6 miliar untuk penyediaan Wifi gratis dan pemasangan jaringan di lokasi baru.

Tahun depan, anggaran direncanakan naik karena melihat antusiasme masyarakat terhadap fasilitas internet gratis. 

Melalui fasilitas internet gratis di pasar tradisional, kata Bakri, pemerintah ingin berada di tengah-tengah pedagang untuk memasuki era digital. Fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan para pedagang untuk mempromosikan barang dagangannya. 

“Secara bertahap kami juga menggelar pelatihan kepada para pedagang dan pelaku UMKM [usaha mikro kecil menengah] dalam memanfaatkan internet. Beberapa waktu lalu kami melatih para pelaku UMKM tentang berbisnis di era digital,” ujar Bakri di ruang kerjanya, Rabu (14/11/2018). 

Pemanfaatan fasilitas internet ini memang belum sepenuhnya diterima dan dimanfaatkan para pedagang di pasar tradisional. Sebab, banyak pedagang yang sudah berusia lanjut usia dan tidak memiliki smartphone.

Namun, secara perlahan dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan dan desakan zaman, pedagang pasar tradisonal juga akan memanfaatkan dunia tanpa batas itu. 

Langkah Pemkot Madiun yang menyediakan internet gratis di pasar tradisional diapresiasi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Madiun, Andro Rohmana.



Minimal para pedagang pasar mengenal internet sebelum nantinya diarahkan untuk memanfaatkan internet sebagai media promosi dan lahan untuk mengembangkan usahanya. 

Dia berharap pemkot tidak berhenti pada penyediaan fasilitas saja, melainkan juga harus mengedukasi para pedagang dalam pemanfaatan internet untuk mendukung usahanya. 

“Kalau sudah ada internet kan minimal para pedagang bisa cepat beradaptasi dengan teknologi dan internet. Selanjutnya pemerintah menggelar pelatihan-pelatihan yang sesuai kebutuhan pedagang. Bisa sosmed marketing, digital marketing, dan lainnya,” ujar Andro kepada wartawan, Selasa (13/11/2018). 

Penyediaan fasilitas berupa internet gratis kepada masyarakat di Kota Madiun juga mendapat tanggapan positif dari Komisi Informasi Publik (KIP) Jawa Timur.

Komisioner KIP Jawa Timur, Wahyu Kuncoro, menilai Kota Madiun satu langkah lebih maju dibandingkan daerah lain.

Dia menyebut setelah dilakukan pemantauan terhadap sejumlah program kerja Diskominfo, penyediaan internet gratis ini menjadi poin tersendiri karena pemanfaatan internet gratis ini ternyata berdampak perekonomian masyarakat. 

“Langkah maju dari Pemkot Madiun ini sejalan dengan UU tentang Keterbukaan Informasi Publik,” jelas Wahyu saat mengunjungi Pemkot Madiun, Rabu. 







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya