SOLOPOS.COM - Egi Suryana, pesepeda asal Lampung menuju Madura-Bali menunjukkan foto anaknya untuk mengobati rasa rindu.(JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Nggowes Lampung-Bali yang dilakukan Egi Suryana bukanlah perjalanan singkat. Tak jarang ia dirajam kerinduan kepada anak-istrinya di rumah.

Madiunpos.com, NGAWI – Satu setengah bulan lalu, Egi Suryana, 37, pamitan kepada anak-istrinya di Desa Tanjung Sari, Tanjung Raya, Mesuji, Lampung. Lelaki kelahiran 14 Juli1977 ini tak lupa meminta doa restu untuk sebuah tujuan mulia, menuntut ilmu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Namun, yang membuat kaget istri dan keluarganya semua ialah pilihan Egi untuk membelah lautan, menyusuri jalan raya Lampung-Jawa-Madura-Bali hanya dengan bersepeda kayuh.

“Istri saya kaget bukan kepalang mengetahui niat saya mau bersepeda ke Jawa-Madura-Bali. Keluarga saya juga begitu. Saya dikira kurang kerjaan,” ujarnya saat berbincang dengan Madiun Pos di tepi jalan raya Solo-Ngawi, tepatnya di Desa Kebon, Kecamatan Paron, Ngawi, Rabu (20/5/2015).

Pilihan Egi itu memang teramat berat. Bukan semata persoalan panjangnya perjalanan dan transportasi sepedayang ia tumpagi itu. Melainkan, juga perasaan hatinya yang serasa tak tega meninggalkan anak lelaki semata wayangnya yang masih berusia dua tahun.

“Padahal, anak seusia itu masih sangat lucu-lucunya. Saya sering kali kangen,” paparnya.

Rasa kangen tak terperi itu kadang kala datang menghujam di tengah malam. Kadang pula saat mentari lingsir di ufuk barat. Atau ketika Egi tengah mengayuh sepedanya, bayang-bayang anaknya itu mendadak muncul dalam ingatannya.

“Kalau sudah begitu [kangen] saya biasanya membuka layar ponsel yang saya pasangi foto anak saya. Kalau masih kangen, ya saya sms-an atau telpon,” kisahnya.

Anak lelaki Egi bernama Muhammad Rafik Muzakki. Egi sengaja mengoleksi foto-foto anaknya itu di dalam ponselnya. Tujuannya, selain untuk mengobati rasa kangen, foto-foto anaknya itu juga serasa memberinya suntikan  energi dan semangat hidupnya.

“Biasanya malam hari saat istirahat, saya telpon aak saya,” paparnya.

Egi melakukan perjalanan sepedanya ribuan kilometer juga untuk menularkan semangat bersepeda. Di tengah perjalanan, ia  selalu sempatkan berkunjung ke kampus-kampus untuk belajar singkat tentang pertanian. Ia juga sempatkan menemui para petani di sawah untuk berbagi pengalaman tentang bertani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya