SOLOPOS.COM - Ilustrasi kematian TKI (JIBI/Solopos/Dok.)

Nasib TKI Ngawi yang meninggal dunia di Arab Saudi tak jelas, karena ia bekerja di tanah perantauan secara ilegal.

Madiunpos.com, NGAWI — Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengaku kesulitan dalam membantu proses pemulangan jenazah TKI, Rahmadi Nurcahyanto, 38. Alasannya, TKI asal Ngawi yang meninggal dunia di Arab Saudi itu berstatus ilegal.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Status almarhum adalah TKI ilegal. Ia memanfaatkan visa umrah untuk bekerja di Arab Saudi. Apalagi saat ini pemerintah masih memberlakukan moratorium pengiriman TKI ke Arab saudi,” ujar Petugas Dinsosnakertrans Ngawi, Sudarno, kepada wartawan, di Ngawi, Kamis (17/12/2015).

Karena status dan jalur keberangkatan yang tidak sesuai prosedur, nasib TKI itu pun tak jelas. Dinsosnaketrans Ngawi kesulitan mengurus proses pemulangan jenazah Rahmadi Nurcahyanto.

Meski demikian, Sudarno mengatakan masih berusaha menelusuri riwayat pekerjaan Rahmadi Nurcahyanto di Arab Saudi dan perusahaan penyalur TKI yang menjadi agennya.

Bangun Masjidil Haram
Berdasarkan informasi dari keluarga, Rahmadi Nurcahyanto berangkat ke Tanah Suci sengaja menggunakan paspor dan visa untuk umrah pada Juli 2015 melalui PT Amil Fajar Internasional. Di Mekah, selain telah menunaikan ibadah umrah, korban kemudian bekerja sebagai buruh bangunan di proyek pembangunan Masjidil Haram.

Setelah lima bulan bekerja di Mekkah, Arab Saudi, keluarga Rahmadi Nurcahyanto di Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, menerima kabar bahwa korban telah meninggal dunia akibat sakit. Ibu korban, Sri Handayani, mengatakan, kabar kematian anak keduanya tersebut diketahui dari rekan kerja korban yang menelepon pihak keluarga di kampung halaman.

Telepon dilakukan pada tanggal 14 Desember lalu yang mengabarkan bahwa Rahmadi meninggal dunia karena masuk angin. “Setelah itu, ada telepon lagi dari Arab pada Selasa tanggal 15 Desember kemarin, yang mengabarkan bahwa anak saya meninggal saat jam kerja setelah ia muntah-muntah. Keluarga jadi bingung, dia itu meninggalnya karena apa,” ungkap Ibu korban, Sri Handayani, kepada wartawan.

Mengaku Sehat
Menurut dia, kabar kematian TKI bernasib malang itu membuat kaget ibunya dan keluarga yang lain. Pada hari Jumat (11/12/29015) lalu, Rahmadi masih menelepon ibunya dan menyatakan dalam keadaan sehat.

Kabar kematian korban tersebut membawa duka bagi keluarga besar Rahmadi. Apalagi beberapa hari sebelum kabar duka diterima, korban masih menelepon ibunya di Ngawi. “Sampai kini jenazah almarhum belum dikirim ke rumah duka. Keluarga juga tidak tahu kapan akan dikirim, apalagi informasinya pihak PJTKI, PT Amil Fajar Internasional, membebankan kepulangan jenazah ke keluarga,” katanya.

Pihak keluarga berharap agar jenazah korban dapat segera dipulangkan ke Ngawi. Keluarga juga meminta pemerintah daerah setempat membantu proses pemulangan jenazah Rahmadi.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya