Jatim
Jumat, 24 Juni 2022 - 21:34 WIB

Musim Kemarau Basah, Tanaman Tomat di Madiun Rusak & Panen Menurun

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani di Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, menunjukkan tomat yang rusak akibat terserang hama, kemarin. (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Musim kemarau basah yang terjadi hingga kini membuat petani tomat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terancam merugi. Hal ini karena sebagian besar tanaman mereka rusak diserang organisme pengganggu tanaman.

Bukan hanya merusak tanaman, buah tomat yang dihasilkan pun banyak yang rusak dan membusuk.

Advertisement

Musim kemarau basah yang berlangsung hingga kini memicu tumbuhnya organisme perusak dan pengganggu tanaman.

Seorang petani tomat di Kecamatan Kebonsari, Jaenuri, mengatakan tanaman tomat yang ada di lahannya banyak yang membusuk. Pembusukan tomat itu dikarenakan adanya serangan organisme pengganggu tanaman berupa bakteri dan virus.

Baca Juga: Geger! Sosok Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Madiun

Advertisement

“Ini tanamannya banyak yang layu dan mati. Kemudian buahnya membusuk dan rontok,” kata dia, kemarin.

Sebenarnya, kata dia, sudah memberi tanamannya dengan beragam obat untuk membasmi penyakit yang menerpa tanamannya. Namun, sejauh ini pemberian obat tersebut tidak berhasil.

Jaenuri menyampaikan pada masa tanam ini dirinya merugi karena hasil panen menurun drastis. Padahal, biasanya sekali panen bisa menghasilkan tiga kwintal tomat. Namun, kini menurun kurang dari satu kwintal.

Advertisement

Baca Juga: PPDB 2022, 5 SMPN di Kota Madiun Kekurangan Murid

“Ya rugi ini. Padahal ini harga tomat sedang naik, harganya Rp15.000 per kilogram di pasaran,” jelas dia.

Kabid Hortikultura Disperta Kabupaten Madiun, Supriyadi, mengimbau kepada petani supaya selalu mengantisipasi serangan organisme pengganggu tanaman di masa pergantian musim. Terlebih saat musim kemarau basah seperti sekarang.

“Organisme pengganggu tanaman ini bukan hanya menyerang tanaman tomat saja. Tetapi juga kerap kali menyerang tanaman lain, seperti cabai,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif