SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi, berdialog dengan murid baru saat acara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Ngrowo Bening, Senin (17/7/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Ribuan peserta didik dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Madiun, Jawa Timur, mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2023/2024 di Taman Ngrowo Bening, Senin (17/7/2023).

MPLS ini menjadi kegiatan untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada murid baru. Kegiatan MPLS tahun ajaran 2023/2024 dibuka secara langsung oleh Wali Kota Madiun, Maidi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dalam kegiatan ini, Maidi juga berdialog dengan sejumlah murid baru dari berbagai jenjang.

“Cita-citamu apa?,” kata Wali Kota Madiun.

“Mau jadi Gubernur Jawa Timur Pak,” kata salah satu murid yang berani maju ke depan.

“Kenapa kamu ingin jadi gubernur?,” kata Wali Kota lagi.

“Saya ingin menjadi pemimpin yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan tidak korupsi,” kata murid tersebut yang disambut dengan tepuk tangan.

Setelah berbincang dengan para murid tersebut, Maidi juga memberikan motivasi kepada seluruh murid yang mengikuti kegiatan MPLS tersebut. Dia meminta seluruh murid untuk rajin belajar dan meminta sekolah supaya menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak belajar.

mpls madiun
Wali Kota Madiun, Maidi, berfoto bersama seluruh peserta pembukaan MPLS di taman Ngrowo Bening, Senin (17/7/2023). (Abdul Jalil/Solopos.com)

“MPLS ini bertujuan bagaimana anak itu tidak minder, bagaimana anak itu akan kerasan di tempat baru. Kalau anak-anak itu sudah kerasan di tempat baru, terasa nyaman. Akhirnya belajar menjadi optimal. Tapi, kalau anak berada di tempat baru yang tidak nyaman dan menjadi resah. Akhirnya juga sulit untuk pelajaran masuk ke otaknya,” jelas Maidi.

Dia meminta kepada pihak sekolah supaya mengenalkan lingkungan sekolah yang indah, aman, dan menyenangkan. Ia mengecam tindakan kekerasan fisik dan verbal di sekolah. Menurutnya, kekerasan hanya akan membuat anak itu tidak percaya diri. Para murid baru harusnya dibesarkan hatinya supaya nyaman belajar.

Wali kota menyampaikan program ini menjadi penting karena sebagai bagian dari upaya mewujudkan generasi emas tahun 2045.

“Jadi, seluruh potensi sekolah kita optimalkan untuk menyiapkan anak-anak ke depan. Indikator apa yang dibutuhkan untuk generasi emas 2045 akan kita siapkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Maidi menuturkan sejauh ini tidak ada kasus bullying di Kota Madiun. Meski demikian, skema pencegahan bullying telah dilakukan.

Melalui kegiatan MPLS ini, kata Maidi, seluruh murid dari beragam latar belakang ekonomi keluarga yang berbeda melebur menjadi satu. Sehingga tidak ada anak yang minder dengan status keluarganya dan anak menjadi percaya diri.

“Dia yang mengganggu [bully] kan merasa lebih. Merasa apa-apanya ada. Makanya dalam MPLS ini semuanya dilebur menjadi satu,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati, menyampaikan pencegahan aksi bullying di sekolah sudah dilakukan sejak melalui MPLS. Seluruh anak dijadikan satu dalam program tersebut, tanpa memandang status keluarga.

“Melalui MPLS ini, interaksi antaranak akan terjalin mulai awal tahun ajaran baru. Kami juga terus melakukan pengawasan di sekolah dan melibatkan orang tua murid juga,” kata dia. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya