SOLOPOS.COM - Pulau di tengah Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur. (Twitter)

Solopos.com, MAGETAN — Objek wisata alam Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menyimpan segudang misteri. Salah satunya adalah pulau di tengah telaga yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.

Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Minggu (6/2/20221), pulau itu bersemayam roh leluhur Telaga Sarangan, yaitu Kyai dan Nyai Pasir. Berdasarkan legenda inilah telaga ini disebut juga degan nama telaga pasir.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Legenda ini menceritakan pasangan suami istri bernana Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga dan menyebabkan terbentuknya Telaga Sarangan. Selama bertahun-tahun mereka tak kunjung dikaruniai anak hingga bersemedi untuk meminta diberi keturunan.

 

Akhirnya mereka diberi anak lelaki bernama Joko Lelung. Sehari-hari pasangan ini hidup sebagai petani untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Kyai dan Nyai Pasir kemudian bersemedi lagi untuk memohon kesehatan dan umur panjang karena pekerjaan yang dilakukan cukup berat. Mereka pun mendapatkan wangsit untuk memakan telur di dekat ladang jika ingin permohonan itu dikabulkan.

Nyai Pasir lantas menemukan telur dan membawanya pulang untuk dimasak. Telur itu pun dimakan berdua oleh dirinya dan sang suami.

 

Setelah makan, Kyai Pasir kembali ke ladang. Akan tetapi di tengah jalan, badannya terasa gatal dan panas yang digaruk hingga lecet. Akhirnya tubuh Kyai Pasir berubah menjadi naga. Nasib serupa dialami Nyai Pasir.

Mereka pun berguling-guling di pasir hingga menimbulkan cekungan yang besar dan dalam. Dari cekungan tadi keluar air yang sangat deras. Mereka kemudian berniat membuat cekungan lain untuk menenggelamkan Gunung Lawu.

Mengetahui orang tuanya berubah menjadi naga dan berniat buruk, Joko Lelung bersemedi untuk dapat mencegah hal itu terjadi. Permintaan itu pun dikabulkan dan akhirnya dua naga itu dapat ditenangkan.

 

Akan tetapi cekungan tanah itu terus terisi air hingga kini dikenal sebagai Telaga Sarangan. Sementara Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga itu moksa menjadi makhluk tak kasat mata.

Sampai saat ini cerita itu masih diyakini oleh penduduk setempat. Mereka selalu menggelar upacara bersih desa menjelang puasa untuk menolak bala dan memperingati terbentuknya Telaga Sarangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya