SOLOPOS.COM - Candi Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. (kemendikbud.go.id)

Solopos.com, MOJOKERTO — Berbicara soal sejarah Nusantara tentu tidak bisa meninggalkan jejak Kerajaan Majapahit. Menurut keterangan sejarah, kerajaan Hindu Budha ini memiliki wilayah kekuasaan hampir di seluruh Nusantara bahkan hingga ke sejumlah negara di Asia Tenggara.

Kerajaan yang berdiri pada abad ke-13 hingga 16 ini didirikan oleh Raden Wijaya. Untuk mengetahui sisa kekuasaan kerajaan ini bisa mengunjungi Situs Trowulan yang ada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dilansir dari turvirtualarkeologi.kemdikbud.go.id, Kecamatan Trowulan merupakan salah satu  kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang menjadi daerah ibu kota Kerajaan Majapahit. Banyak peninggalan benda-benda purbakala dari masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yang banyak ditemukan di daerah tersebut. Karena banyak sekali penemuan benda-benda purbakala tersebut, wilayah Trowulan dianggap sebagai Kawasan Cagar Budaya Tingkat Nasional.

Luas Kawasan Cagar Budaya Trowulan mencapai 92,6 kilometer persegi, hampir tiga kali lipat dari luas Kota Yogyakarta. Situs ini mencakup dua Kecamatan yaitu Kecamatan Trowulan dan Kecamatan Sooko. Peninggalan purbakala di Trowulan mencerminkan pencapaian leluhur bangsa Indonesia di era Majapahit seperti pada bidang seni, budaya, politik, ekonomi hingga kehidupan sosial masyarakatnya.

Penelitian kepurbakalaan di situs Trowulan dirintis oleh Kapten Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar pada tahun 1815 atas perintah Sir Thomas Raffles. Hasil penelitian tersebut kemudian dipublikasikan oleh Thomas Raffles dalam buku berjudul “The History of Java” pada tahun 1817. Hasil penelitian tersebut berhasil menarik perhatian para ahli arkeologi untuk ikut meneliti situs bersejarah tersebut.

Karena banyak temuan yang harus dilestarikan, seorang ahli arsitek Belanda Henri Maclaine bernama Raden Adipati Arya Kromodjojo Adinegoro IV membentuk lembaga yang bertugas mengkaji dan melestaikan berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit yaitu OVM atau Oudheidkundige Vereeneging Madjapahit pada tahun 1924.

Setelah kemerdekaan, penelitan dan pengembangan situs ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional atau Puslit Arkenas. Sementara upaya pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatannya dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.

Serangkaian penelitian yang dilakukan oleh Puslit Arkenas sejak tahun 1975 berhasil mengungkap bukti penting sejarah Majapahit seperti reruntuhan bangunan suci, pemukiman dan artefak-artefak asing yang berasal dari Cina, Vietnam, Khmer Thailand dan Persia. Selain itu ditemukan juga keramik berlapis glasir hijau zaitun atau disebut seladon dari periodse Lima-Dinasti hingga dinasti Song Utara membuktikan bahwa Trowulan telah menjadi pemukiman masyarakat jauh sebelum Kerajaan Majapahit ada yaitu pada abad ke-10.

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Museum Trowulan yang menjadi lokasi penyimpanan dan pelestarian peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit dipindahkan beberapa kali ke tempat yang lebih luas namun masih dalam Kawasan Trowulan.

Museum Trowulan juga mengalami pergantian nama dari Balai Penyelamat Arca, Pusat Informasi Majapahit dan yang terakhir menjadi Museum Majapahit BPCB Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur.

Walaupun terjadi perubahan, tetapi pada prinsipnya hal tersebut tidak mengubah fungsinya secara signifikan, yaitu sebagai suatu Museum dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya