SOLOPOS.COM - Peziarah mendatangi Makam Kiai Ageng Muhammad Besari di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. (Istimewa/ponorogo.go.id)

Solopos.com, PONOROGO — Rangkaian acara Haul ke-275 Kiai Ageng Muhammad Besari telah dimulai pada Sabtu (11/6/2022). Berbagai kegiatan akan digelar untuk memperingati wafatnya tokoh ulama di wilayah Ponorogo dan Madiun Raya tersebut.

Berbagai kegiatan yang digelar dalam haul seperti simaan Al-Qur’an dan tahlil kubro dan ambengan pada  pada Minggu (12/6/2022), lomba banjari pada Senin (13/6/2022), kirab  budaya dan penutupan haul pada Selasa (14/6/2022). Seluruh kegiatan digelar di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebenarnya siapa sosok Kiai Ageng Muhammad Besari yang setiap tahun haulnya diperingati?

Sosok Kiai Ageng Muhammad Besari merupakan sosok ulama terpandang di Kabupaten Ponorogo. Muhammad Besari merupakan salah satu ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Ponorogo dan Madiun Raya.

Baca Juga: 1 Orang Tewas dalam Kecelakaan Adu Banteng Motor & Mobil di Ponorogo

Sejarwan muda dari Madiun, Akhlis Syamsal Qomar, mengatakan Kiai Ageng Muhammad Besari atau Kiai Ageng Besari wafat pada 12 Selo 1747 M. Kiai Ageng Besari merupakan sosok pendiri Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.

Akhlis mengatakan Kiai Ageng Besar merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Ponorogo pada abad ke-17. Dia merupakan kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama abad ke-18 yang disebut sebagai monumen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.

“Kiai Ageng Besari ini penyebar Islam di Ponorogo periode kedua. Pada perkembangannya, beliau ini juga bisa dikatakan penyebar Islam di wilayah Madiun Raya. Karena pada waktu itu, banyak orang yang nyantri di Pondok Gebang Tinatar,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (12/6/2022).

Baca Juga: Ratusan Ekor Sapi Terjangkit PMK, Desa di Ponorogo Ini Lockdown

Akhlis menuturkan pada waktu itu bukan hanya warga biasa yang menimba ilmu di Pondok Gebang Tinatar. Beberapa tokoh yang pernah nyantri ke Kiai Ageng Besari yakni Raden Ngabehi Ronggowarsito, HOS Tjokroaminoto, dan lainnya.

Bukan hanya itu, pada saat peristiwa Geger Pecinan, waktu itu Raja Keraton Kartasura, Paku Buwono II yang diusir dari keraton oleh kelompok rakyat Jawa dan Tionghoa kemudian bersinggah di Tegalsari. Selanjutnya, PB II meminta doa kepada Kiai Ageng Besari supaya bisa kembali ke kursi kekuasaannya.

“Hingga akhrinya PB II kembali memimpin keraton dan menaiki tahtanya kembali. Selanjutnya, PB II memberikan balas jasa kepada Kiai Ageng Besar dengan memberikan status perdikan untuk Desa Tegalsari,” jelasnya.

Baca Juga: Begini Persiapan Pemkab Ponorogo Menuju Smart City

Akhlis menyampaikan untuk saat ini Pondok Pesantren Tegalsari memang sudah tidak ada. Tidak diketahui secara pasti kapan pondok pesantren tersebut terakhir ada. Namun, dia menyebut pondok tersebut masih ada santri sekitar tahun 1960-an.

Sosok Kiai Ageng Besari sendiri merupakan keturuan dari Kerajaan Majapahit yaitu Raja Brawijaya V sedangkan dari garis keturuanan ibu yakni dari Nyai Anom Besari.

Karena ketokohannya tersebut, setiap hari makam Kiai Ageng Besari di Desa Tegalsari selalu ramai dikunjungi peziaran. Terutama pada saat malam Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya