Jatim
Kamis, 1 Juni 2023 - 23:52 WIB

Mengenal Candi Badut, Candi Tertua di Jawa Timur

Ridha Rosliana  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Candi Badut di Kabupaten Malang. (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Solopos.com, MALANG — Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki banyak tempat wisata beragam, mulai dari pantai, air terjun, hingga destinasi wisata buatan. Selain itu, Malang juga memiliki tempat wisata bersejarah. Salah satunya adalah Candi Badut yang berlokasi di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau.

Candi Badut ini menjadi salah satu situs bersejarah yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah pada 2016.

Advertisement

Candi Badut merupakan bangunan purbakala peninggalan dari Kerajaan Kanuruhan atau Kanjuruhan yang diyakini berdiri pada abad ke-8 Masehi dan dibangun atas perintah Raja Gajayana. Melansir dari jurnal.unej.ac.id, candi ini berada di lempengan lereng timur Gunung Kawi, di sebelah barat Sungai Metro yang membelah Desa Karang Besuki dari arah utara dan selatan. Letaknya berada di ketinggian 507,96 meter di atas permukaan laut.

Candi ini pertama kali diketahui keberadaannya pada tahun 1921. Pada saat itu seorang kontrolir Belanda yang bernama Mauren Brecher sedang mengadakan inventarisasi di daerah sekitar Malang. Secara kebetulan Mauren Brecher menjumpai sebuah reruntuhan candi yang telah rusak, ditumbuhi pohon besar dan tertutup tanah. Kemudian pada 1923, seorang pegawai purbakala dari Belanda yaitu B. De Haan membuat laporan mengenai Candi Badut tersebut.

Advertisement

Candi ini pertama kali diketahui keberadaannya pada tahun 1921. Pada saat itu seorang kontrolir Belanda yang bernama Mauren Brecher sedang mengadakan inventarisasi di daerah sekitar Malang. Secara kebetulan Mauren Brecher menjumpai sebuah reruntuhan candi yang telah rusak, ditumbuhi pohon besar dan tertutup tanah. Kemudian pada 1923, seorang pegawai purbakala dari Belanda yaitu B. De Haan membuat laporan mengenai Candi Badut tersebut.

Candi Badut juga diyakini menjadi candi tertua di Jawa Timur yang mana jika dilihat dari Prasasti Dinoyo menunjukan tahun 682 Caka atau 760 Masehi. Empat tahun setelah ditemukan oleh Mauren Brecher dilakukan pemugaran pada candi ini yang dipimpin oleh De Hoan.

Setelah itu, Candi Badut dipugar kembali sebanyak dua kali pada tahun 1990/1991 sampai dengan 1991/1993 oleh Kanwil Kemdikbud Provinsi Jawa Timur dan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.

Advertisement

Kedua raja tersebut adalah raja yang adil, bijaksana serta dicintai rakyatnya. Konon Raja Liswa yang memiliki gelar Raja Gajayana adalah seorang yang suka melucu, dalam bahasa jawa adalah mbadhut. Inilah yang digunakan dalam penamaan Candi Badut, walaupun sebenarnya dugaan ini belum ditemukan bukti yang kuat.

Candi Badut diyakini sebagai Candi Syiwa dan memiliki arsitektur yang mirip seperti candi-candi di Jawa Tengah. Seperti adanya pahatan malamakara yang menghiasi ambang pintu tanpa rahang bawah, tubuh candi yang tambun dan memiliki kemiripan dengan Candi Dieng di Jawa Tengah.

Candi Badut dibangun menghadap ke barat dan bangunannya terbuat dari batu andesit di atas batur setinggi 2 meter. Batu tersebut sederhana tanpa relief dan membentuk selasar selebar 1 meter di sekeliling candi. Tangga menuju selasar di kaki candi terletak di sisi barat dan pada bagian luar dinding tangga terdapat ukiran yang sudah tidak utuh lagi namun dapat terlihat sosok yang sedang meniup seruling.

Advertisement

Masuk ke ruangan dalam candi memiliki luas sekitar 5,53 meter x 3,67 meter persegi dan di bagian tengahnya terdapat lingga dan yoni yaitu lambang kesuburan. Sedangkan pada bagian dinding ruangan terdapat relung-relung kecil yang diyakini awalnya berisi arca. Di bagian keempat sisi tubuh candi dihiasi oleh bunga dan burung berkepala manusia dan pada sisi utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini yang sudah rusak.

Di sisi selatan terdapat tempat untuk meletakan Arca Ganesha dan Arca Syiwa Guru di sisi timur, tetapi arca tersebut sudah tidak ada lagi. Pada bagian atap bangunan utama sudah tidak ada hanya pelipit di tepi atas dinding saja yang masih tersisa. Walaupun telah dipugar candi ini memiliki bagian yang hilang dan belum dapat dikenbalikan ke bentuk aslinya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif