SOLOPOS.COM - Masjid Tiban Turen di Malang. (IG @siti_alfina_38)

Solopos.com, MALANG — Masjid Tiban Turen merupakan salah satu tempat wisata religi yang cukup terkenal di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Masjid megah yang berdiri dengan total sepuluh lantai ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri.

Masyarakat sekitar mempercayai bahwa masjid ini dibangun oleh para jin dengan kurun waktu hanya semalam saja tanpa sepengetahuan warga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dilansir dari elibrary.unikom.ac.id, Masjid Tiban Turen sebenarnya adalah milik Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Asalii Fadlaailir Rahmah atau disingkat dengan Pondok Bi Ba’a Fadlrah yang mana murni dibangun oleh para santri dari pondok tersebut.

Sehingga pernyataan bahwa masjid ini dibangun oleh para jin hanya dalam waktu semalam itu tidak benar. Lokasi Masjid Tiban berada di Jalan Wakhid Hasyim, Gang Anggur Nomor 10, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Masjid Tiban Turen dibangun oleh Kiai Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam atau biasa disebut dengan Romo Kiai Ahmad oleh para santrinya. Pembangunan Masjid Tiban ini dibangun berdasarkan hasil istikharah Romo Kiai Ahmad dan telah dirintis sejak tahun 1985.

Pada tahun 1987, masjid ini sudah dibangun meskipun masih bersifat semi permanen hingga tahun 1992. Pembangunanya dimulai kembali pada tahun 1999 secara intensif hingga saat ini.

Hal yang menarik dari pembangunan masjid ini adalah semua arsitektur masjid ini dibuat oleh Romo Kiai Ahmad dan para santri yang juga membantu mengerjakan masjid ini tidak punya latar belakang pendidikan pembangunan maupun arsitektur.

Selain itu, masjid yang berdiri megah itu tidak dibangun menggunakan alat berat apapun, hanya dilakukan secara manual. Hal ini juga dilatarbelakangi dengan kondisi masjid yang berada di tengah pemukiman warga sehingga alat berat tidak dapat masuk ke area masjid.

Dilansir dari berbagai sumber, Masjid Tiban Turen dibangun di atas tanah seluas 8 hektare. Memiliki arsitektur bergaya Timur Tengah, Tiongkok, Turki, India, dan Mesir. Masjid ini didominasi warna biru dan putih serta ornamen-ornamennya terlihat sangat menawan.

Masjid ini terlihat megah dan sangat menakjubkan. Tak heran, banyak pengunjung yang ingin mengambil foto dengan latar belakang masjid. Sebenarnya masjid ini terletak di tengah pemukiman warga, tetapi karena megah dan tinggi, masjid ini bisa dilihat dari jalan raya.

Masjid ini terdiri dari sepuluh lantai dan setiap lantai memiliki fungsinya masing-masing. Lantai 1 merupakan tempat para santri untuk bersantai dan juga sebagai akses masuk para tamu. Di lantai 2 digunakan untuk pengunjung yang ingin shalat atau belajar di masjid ini. Di lantai 3 dan 4 digunakan untuk bersantai dan sebagai tempat berserah diri kepada Allah SWT.

Lantai ke 5 dan 6 masjid digunakan untuk belajar. Selain itu, di lantai ini sering digunakan untuk salat Idulfitri dan Iduladha. Ada juga fasilitas seperti dapur dan kamar mandi.

Di lantai 7 dan 8 adalah pusat perbelanjaan yang menjual busana muslim hingga pernak-pernik. Di lantai 10 merupakan rooftop.

Karena arsitekturnya yang menawan dan cerita dibalik pembangunan masjid ini yang menarik, banyak pengunjung tertarik untuk berkunjung ke masjid ini khususnya di bulan Ramadan seperti saat ini. Namanya tidak hanya terkenal di tengah masyarakat lokal saja, tapi sudah sampai ke mancanegara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya