Jatim
Rabu, 22 April 2015 - 23:05 WIB

MEA 2015 : Jatim Siapkan Pekerja Konstruksi Tersertifikasi untuk MEA

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrsai pekerjaan konstruksi (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)

MEA 2015 dijelang Pemprov Jatim dengan menyiapkan pekerja konstruksi tersertifikasi.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah menyiapkan tenaga kerja konstruksi atau tukang dan mandor bangunan sesuai standar nasional Indoensia (SNI) melalui berbagai pelatihan untuk menghadapi kedatangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Advertisement

Kepala Seksi Pengujian Material dan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jatim, Bambang Sukardono mengatakan pihaknya telah membentuk paguyuban tukang dan mandor (Patuman) Jawa Timur. Paguyuban tersebut diberi pelatihan dan SNI agar bisa bersaing dengan pekerja konstruksi asing.

“Selain dari pemerintah, produsen bahan bangunan juga harus membina tukang karena mereka jadi ujung tombak pemasaran produk bahan bangunan. Jadi harus ada kerjasama antara produsen dengan tukang,” katanya di sela-sela pembukaan Indonesia Building Technology Expo di Surabaya, Rabu (22/4/2015).

Dia mencontohkan, PT Semen Gresik pernah memberikan pelatihan kepada 10.000 tukang, dan sekitar 5.000 tukang di antaranya telah disertifikasi, dan 100 tukang yang memiliki sertifikasi termasuk dalam paguyuban. “Tanpa ada tukang yang bagus, bersertifikasi dan skill yang memadai serta sikap yang baik, maka produk bahan bangunan sebaik apapun tidak akan bagus jadinya. Makanya jangan sampai pekerjaan konstruksi diambil negara lain,” imbuhnya.

Advertisement

Material Bangunan
Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Jatim Deddy Suhajadi menambahkan selain tenaga kerja konstruksi, produk material bangunan juga harus bisa bersaing dengan produk luar negeri. “Ekspor material bangunan selama ini sangat sedikit, dibandingkan produk yang diimpor. Ke depan negara kita harus bisa mengekspor material bangunan ke 10 negara” katanya.

Pada pelaksanaan MEA nanti, lanjutnya, diharapkan terjadi adanya single market di antara 10 negara. Dia mencontohkan, satu jenis produk bahan bangunan buatan dalam negeri harus di standar internasional kan sehingga lebh mudah dipasarkan langsung ke 10 negara Asean.

“Sebetulnya Indonesia punya produk-produk yang tidak kalah dengan material yang diimpor selama ini, hanya saja memang pemasarannya belum maksimal,” imbuhnya.

Advertisement

Dalam pameran Indonesia Building Technology Expo tersebut terdapat 62 peserta produsen bahan bangunan dari dalam dan luar negeri. Berdasarkan pameran yang sebelumnya digelar di Jakarta terdapat 40.000 pengunjung. Pada pameran di Surabaya diharapkan juga terdapat jumlah pengunjung yang serupa bahkan lebih dari penyelenggaraan di Jakarta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif