SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pembacokan (Solopos)

Solopos.com, KEDIRI — Pria di Kediri, R, 35, warga Desa Pojok, Kecamatan Wates, yang melakukan aksi brutal dengan membacok 10 orang hingga kini belum mau memberikan keterangan kepada polisi. Tersangka pun saat ini telah menjalani pemeriksaan terkait kondisi kesehatan dan kejiwaannya.

Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Rizkika Atmadha Putra, kepada wartawan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), Selasa (8/3/2022). Rizkika menyatakan jika R hingga kini masih memilih bungkam saat diinterogasi petugas kepolisian.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pelaku kami amankan dan sementara ini kami kirim ke RS Bhayangkara. Kondisi pelaku, kami lihat, tersangka masih diam dan belum bersedia memberikan keterangan,” ujar Kasat Reskrim Polres Kediri.

Baca juga: Brutal! Pria di Kediri Ngamuk, Bacok 10 Orang, 4 Meninggal

Dia mengatakan pemeriksaan terhadap pelaku meliputi cek kesehatan, termasuk kondisi kejiwaan, di RS Bhayangkara Kediri, sehingga diperoleh keterangan terkait kondisi medis pelaku.

Dia menjelaskan saat ditangkap di rumahnya, pelaku tidak memberikan perlawanan. Sebelumnya, pelaku sempat kabur ke kebun lalu masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, hingga kemudian polisi datang dan menangkapnya.

Korban penyerangan dan pembacokan oleh R ada 10 orang, tiga di antaranya meninggal dunia, satu kritis, dan enam lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

“Update korban sekitar 10 orang. Tiga orang meninggal dunia, satu kritis, enam luka. Untuk TKP [tempat kejadian perkara] kami simpulkan [ada] empat TKP,” jelasnya.

Hingga kini, pihak kepolisian pihaknya masih mengusut kasus penyerangan dan pembacokan oleh R tersebut, dengan memeriksa enam orang saksi. Polisi juga masih menunggu untuk memeriksa anggota keluarga R yang juga menjadi korban dan masih menjalani perawatan di rumah sakit, yakni ayah, ibu, dan adik.

Baca juga: Berawal Cekcok, Pria di Kediri Mengamuk Tewaskan 4 Tetangga

Terpisah, Kepala Desa Pojok, Darwanto, mengatakan sebelum insiden penyerangan, R sempat cekcok dengan ibunya pada Senin (7/3/2022) pagi. Kemudian, pada siang hari, pelaku mengamuk dengan membawa celurit

“Jadi siapa pun yang ada itu dibabat, yang melerai pun ikut dibabat,” kata Darwanto.

Sementara itu, Ketua RT 41 Desa Pojok, Nurkholis, yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, mengaku dirinya sempat dikejar pelaku dengan membawa celurit. Dia berhasil menghindar dan menyelamatkan diri.

“Kejadiannya cepat, paling tidak sampai 15 menit. Kesehariannya orangnya tertutup,” kata Nurkholis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya