SOLOPOS.COM - Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono saat memberikan penghargaan kepada sejumlah petani dan pnyuluh pertanian di Green House Desa Kebon, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Kamis (26/10/2023). (Istimewa)

Solopos.com, NGAWI — Realisasi program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), tergolong cukup memuaskan. Sedikitnya 7.900 hektare lahan di Ngawi telah menerapkan pertanian organik dalam kurun waktu tiga tahun.

Hal itu disampaikan Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, saat memberikan Anugerah Insan Pertanian Ngawi dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Green House Desa Kebon, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Kamis (26/10/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bupati Ony menyebut sejatinya pada 2023 ini pihaknya memberi target jumlah luasan lahan yang menerapkan pertanian ramah lingkungan sebanyak 2000 hektare. Namun, realisasinya melebihi target, atau mencapai hampir 8.000 hektare. Tentu jumlah tersebut di luar ekspektasi beberapa pihak.

“Saya juga kaget, target awal kita di 2023 ini hanya 1.000 sampai 2.000 hektare. Namun, sekarang sudah ada 7.900-an hektare,” kata Ony Anwar, Kamis.

Dengan fakta tersebut tak lantas membuat Bupati Ony merasa puas. Sebab, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menaikkan target lahan pertanian ramah lingkungan di Kabupaten Ngawi menjadi 15.000 hektare untuk 2024 mendatang.

“Tahun depan targetnya 15.000 hektare,” kata Bupati Ngawi.

Bupati Ony menilai tinggi jumlah luasan pertanian ramah lingkungan ini lantaran masayarakat sudah merasakan hasil panennya. Para petani juga sudah mampu membandingkan biaya serta hasil dari pertanian konvensional biasa dengan pertanian ramah lingkungan.

Dalam satu hektare lahan pertanian yang menerapkan PRLB ini bisa hasil produksi bisa mencapai 13 ton. Tentu hasil tersebut jauh lebih banyak dari pertanian biasa yang hanya mampu menghasilkan 7-10 ton per hektare.

“Para petani sudah cerdas, sudah bisa melihat juga. Hasil dari pertanian ramah lingkungan jauh lebih banyak hingga 13 ton padi kering per hektarenya,” klaimnya.

Untuk itu Pemkab Ngawi memberi apresiasi kepada para petani pada Anugerah Insan Pertanian Ngawi. Selain itu, juga ada penghargaan bagi penyuluh teladan dan terfavorit. Penggerak pertanian ramah lingkungan berkelanjutan terbaik, petugas data pertanian terbaik, tokoh inspiratif dan inovatif, serta pertanian presisi.

“Perlu diapresiasi agar insan pertanian Ngawi terus bersemangat,” pungkas Bupati Ony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya