SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Solopos.com, SURABAYA — Seorang mahasiswa di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia setelah dianiaya oleh seniornya. Mahasiswa berinisial MRFA, 20, warga Bangsal, Mojokerto, itu dipukul berkali-kali oleh kakak kelasnya di kampus tersebut.

Polisi saat ini telah menetapkan seorang tersangka berinisial AJP, 19, warga Jalan Banyu Urip, Surabaya. Penetapan tersangka ini setelah polisi memeriksa 12 orang saksi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, melalui Kasi Humas Kompol Muchamad Fakih, mengatakan tersangka AJP saat itu melayangkan pukulan ke arah perut hingga membuat korban MRFA terjatuh. Setelah mengalami pukulan itu, korban sempat dirawat di rumah sakit, namun akhirnya meninggal dunai.

“Tersangka ini memukul korban sebanyak dua kali di bagian perut yang membuat korban tumbang saat itu,” kata dia, Rabu (8/2/2023).

Fakih menuturkan peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Minggu (5/2/2023) sekitar pukul 19.30 WIB. Sebelum kejadian itu terjadi, korban diajak empat orang seniornya, salah satunya tersangka AJP, dari ruang amakn asrama ke toilet.

Di toilet itu, korban langsung mendapat penganiayaan dengan cara dupukul beberapa kali di bagian perut dan wajahnya hingga terdapat luka luar di bibir bawah dan dagu.

Bukan hanya itu, tersangka AJP juga memukul korban di bagian perut. Saat itu juga korban langsung terkapar.

Lantaran kondisi yang tidak berdaya itu, korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Nahas, korban dipastikan menghembuskan napas terakhir pada Senin (6/2/2023) dini hari.

Hasil pemeriksaan sementara terhadap jenazah korban, penyebab utama korban meninggal dunia karena luka di perut.

“Penyebab meninggalnya korban karena sakit di ulu hati,” kata dia yang dikutip dari jatim.polri.go.id.

Polisi sempat melakukan ekshumasi terhadap jenazah korban untuk mengetahui penyebab kematian mahasiswa baru tersebut.

Fakih menyatakan pihak kepolisian masih mendalami kasus penganiayaan ini untuk mencari tersangka lainnya.

“Pengakuannya karena pembinaan senior ke junior. Kami sangat menyayangkan masih ada budaya pemukulan di lingkungan kampus,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya