Jatim
Minggu, 16 April 2017 - 12:05 WIB

LONGSOR PONOROGO : 36 Keluarga Korban Longsor Banaran akan Dibuatkan Rumah Permanen

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim gabungan membangun rumah relokasi sementara bagi korban longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Minggu (9/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Longsor Ponorogo, sebanyak 36 keluarga korban akan dibuatkan rumah permanen oleh pemerintah.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sebanyak 36 keluarga korban bencana longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, akan dibuatkan rumah permanen sebagai hunian tetap mereka.

Advertisement

Saat ini, proposal pembangunan rumah bagi 36 keluarga korban itu telah diajukan ke Gubernur Jawa Timur. Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Ponorogo, Agus Pramono, mengatakan dalam proposal pembangunan rumah itu, Pemkab menawarkan dua pilihan.

Kedua pilihan rumah itu sama-sama bertipe 46. Yang membedakan hanya biaya pembangunannya. Pilihan A membutuhkan anggaran Rp100 juta/rumah sedangkan pilihan B Rp80 juta/rumah.

“Kami sudah mengajukan proposal untuk pembangunan rumah bagi 36 korban tanah longsor. Kami membuat dengan dua pilihan A dan B. Nanti tinggal gubernur yang memilih,” jelas dia saat ditemui di rumah dinas Bupati Ponorogo, Jumat (14/4/2017).

Advertisement

Agus menyampaikan saat ini Pemkab menunggu keputusan dari Gubernur yang akan menanggung biaya pembangunan rumah bagi 36 korban longsor di Desa Banaran. Informasinya dalam pekan ini Gubernur segera memutuskannya.

Mengenai lahan yang akan dipakai pembangunan rumah, kata dia, seluruh warga menyanggupi menyediakan lahan. Sebagian korban memiliki tanah lain di Desa Banaran untuk pembangunan rumah relokasi ini.

Namun, bagi korban yang tidak memiliki tanah bisa membeli tanah di desa tersebut sekitar Rp4 juta untuk tanah seluas 46 meter persegi. “Memang ada yang tidak mempunyai tanah sendiri. Mereka akan membeli tanah menggunakan dana bantuan yang telah diberikan dan untuk pembangunannya akan dibantu dana dari Pemprov Jatim,” terang dia.

Advertisement

Dia menegaskan relokasi mandiri ini dianggap cara paling cepat untuk mendapat hunian tetap. Hal ini karena kalau mengandalkan tanah yang disediakan pemerintah prosesnya akan lama.

“Kalau yang sudah ada lahan nanti tinggal dibangun rumahnya. Tapi kalau yang tidak mempunyai lahan akan dibelikan lahan sesuai tipe rumah yang dibangun menggunakan dana bantuan yang mereka terima. Lokasinya sejauh ini di Desa Banaran semua,” jelas Agus.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif