SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan kelistrikan (JIBI/Solopos/Dok)

Layanan listrik Jatim menempatkan kepulauan Madura bagaikan anak tiri. Gubernur Soekarwo pun tak terima atas hal itu.

Madiunpos.com, SURABAYA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) didesak memprioritaskan pengembangan infrastruktur kelistrikan di Pulau Madura dan kepulauan sekitarnya, mengingat rasio elektrifikasinya yang masih di bawah 40% sampai saat ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, rasio elektrifikasi di provinsinya telah mencapai 82,7%. Namun, di Madura secara keseluruhan baru mencapai 50%, sedangkan di wilayah kepulauannya bahkan belum menyentuh 40%.

Dia mengklaim penyebabnya adalah kondisi topografi Madura, yang berbeda dengan Pulau Jawa. “Di Jawa, dalam satu kampung ada banyak rumah, tapi di Madura satu kampung hanya ada 10 rumah,” jelasnya melalui Setdaprov Jatim, Selasa (9/6/2015).

Kondisi perkampungan di Pulau Garam, sambungnya, saling berjauhan satu dengan lainnya. Akibatnya, biaya yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur kelistrikan di kawasan tersebut sangat besar.

Pada 2013, kata gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, Pemprov Jatim sebenarnya telah menganggarkan bantuan untuk PLN Distribusi Jawa Timur guna membangun infrastruktur di Madura.

Soekarwo menyebut Pemprov Jatim mengucurkan anggaran multiyears untuk periode tiga tahun senilai Rp75 miliar/tahun guna membangun cagak listrik di Pulau Garam. Permasalahannya, saat itu bantuan pemprov terbentur aturan hibah APBD untuk BUMN tidak diperbolehkan.

Pemprov berjanji dalam waktu dekat bakal membahas permasalahan tersebut dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Kami harus bahas dulu batasan [larangan tersebut], karena ini menyangkut kepentingan rakyat [Madura].”

Butuh Rp125 Miliar
Untuk diketahui, PLN Distribusi Jatim membutuhkan biaya Rp125 miliar dikalikan tiga untuk membangun satu unit cagak listrik. Namun, dana yang dimiliki perusahaan pelat merah tersebut hanya Rp50 miliar.

“Karena itu, kami bantu Rp75 miliar. Namun, kini dengan manajemen dan anggaran yang baru, PLN telah penyiapkan dana lebih besar. Jadi, nanti pemprov bisa sharing 50:50 dengan PLN untuk membangun infrastruktur kelistrikan di Madura,” jelas Soekarwo.

Dia berpendapat dengan menaikkan rasio elektrifikasi di Madura, kenaikan produk pertanian dapat dioptimalkan. Selain itu, industri hilir dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut dapat digerakkan untuk meningkatkan pendapatan warga setempat.

Rasio Elektrifikasi Ditingkatkan
Sementara itu, General Manager PLN Distribusi Jatim Yudi Winardi berjanji mengomunikasikan permintaan Pemprov Jatim ke pusat, agar rasio elektrifikasi di Madura dapat segera ditingkatkan.

Yudi—yang baru bertugas di Jatim sejak 28 Mei—mengatakan kehadiran listrik di Madura bakal menghidupkan perekonomian masyarakat. “Dampak positif listrik adalah memotivasi masyarakat, khususnya pelajar. Dari hal kecil saja, mereka bisa lebih rajin membaca.”

Tahun 2015 ini, PLN Jatim menganggarkan Rp1,29 triliun untuk mencapai target penambahan penyambungan listrik sejumlah 540.000 pelanggan. Anggaran itu terdiri dari biaya pemasangan Rp766,9 miliar, penguatan jaringan Rp148,8 miliar, penurunan susut Rp85,4 miliar, dan asuransi pendapatan Rp9,5 miliar.

Untuk 2015, PLN Jatim berencana menambah kapasitas daya tersambung sejumlah 1.256 MVA, dan total penjualan sebesar 33,8 juta KWH. Adapun, total susut (losses) diharapkan hanya mencapai 6%, turun dari realisasi 2014 sejumlah 6,8%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya