SOLOPOS.COM - Ilustrasi pesilat Ki Ageng Panan Alas. (https://pesonadesakare.blogspot.com/)

Solopos.com, MADIUN — Selain dijuluki sebagai Kota Pecel, Kota Madiun juga dijuluki sebagai Kota Pendekar. Julukan tersebut tidak berlebihan, karena memang di kota ini banyak terdapat perguruan silat. Salah satu perguruan pencak silat yang cukup eksis yakni perguruan silat Ki Ageng Pandan Alas.

Ki Ageng Pandan Alas merupakan organisasi yang bergerak di bidang olahraga dan seni bela diri. Melansir dari sebuah jurnal dari e-journal.unipma.ac.id, Ki Ageng Pandan Alas didirikan oleh Koestari Ady Andaya yaitu seorang purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) yang berdinas di Lanud Iswahjudi Maospati Magetan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Perguruan pencak silat ini didirikan di Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 10 November 1972. Lahirnya perguruan silat ini dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi Madiun yang kurang kondusif akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia atau G30S PKI.

Peristiwa tersebut mendorong berdirinya beberapa perguruan silat baru yang salah satunya adalah Ki Ageng Pandan Alas.

Didasari dengan rasa kepedulian, keprihatinan dan kepekaan, Koestari Ady Andaya merintis perguruan pencak silatnya dengan mengadakan latihan di halaman Komando Distrik Militer 0803 yang berlokasi di Jalan Pahlawan Kota Madiun.

Pada awalnya kegiatan ini hanya dilakukan oleh beberapa orang saja, lambat laun pengikutnya semakin banyak. Banyak masyarakat yang ingin ikut serta dalam latihan pencak silat tersebut, Koestari kemudian menghimpunnya dalam sebuah organisasi pencak silat.

Nama dari perguruan pencak silat Ki Ageng Pandan Alas. Nama ini terinspirasi dari seorang tokoh yang hidup pada masa Sultan Trenggana yang berperilaku sesuai dengan norma-norma. Ki Ageng Pandan Alas adalah seorang ulama sekaligus kesatria yang turut serta berjuang memadamkan pemberontakan terhadap Sultan Trenggana di Kesultanan Demak kala itu.

Dalam melaksanakan perjuangannya, Ki Ageng Pandan Alas tidak menggunakan kekerasan, tetapi dengan cara-cara persuasif dan damai yaitu dengan media tembang dhandhanggula. Dengan melantunkan tembang dhandhanggula yang mengandung petuah-petuah yang menyentuh hati sehingga lawan atau musuhnya menjadi sadar.

Koestari Ady Andaya bersama para sahabatnya berjuang agar organisasi pencak silat ini dapat bergabung dengan anggota IPSI atau Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia dan usahanya pun berhasil. Pada tanggal 10 November 1972 Ki Ageng Pandan Alas resmi menjadi anggota IPSI. Tanggal tersebut pada akhirnya dijadikan sebagai tanggal berdirinya perguruan silat Ki Ageng Pandan Alas.

Perguruan pencak silat Ki Ageng Pandan Alas adalah organisasi yang mengutamakan pembinaan akhlak kepada anggotanya.

Keluarga Perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas menggunakan falsafah kungkum dan tembang dhandhanggula menjadi nilai-nilai budayanya. Falsafah Keluarga Persilatan Pandan Alas yang dimanisfestasikan dalam sikap, tindakan atau pelaksanan kegiatan dan mengandung nilai dasar bela negara. Sedangkan tembang dhandhanggula yang digunakan sebagai media transformasi nilai kepada warga persilatan mengandung arti cita-cita dan harapan yang indah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya